Prediksi Ancaman Siber 2023: Ada Potensi Perang Dunia Maya Antar-negara (Foto : MNC).

Prediksi Ancaman Siber 2023: Ada Potensi Perang Dunia Maya Antar-negara

Publish by Redaksi on 28 December 2022

NEWS, IDenesia.id - Sejumlah pakar keamanan dunia maya membagikan prediksi ancaman di dunia maya yang paling berdampak di 2023. Beberapa di antaranya adalah phising hingga perang dunia maya antar negara.

Hal tersebut membuat sejumlah pihak banyak berinvestasi untuk produk keamanan siber. Menurut riset pasar dan firma konsultan Ancumen Research and Conlsulting, sudah memperkirakan bahwa pasar global untuk produk keamanan siber berbasis kecerdasan buatan (AI) diprediksi mencapai USD 133,8 miliar di 2030, yang meningkat 798 persen dari nilai pasar pada 2021.

iPad dan iPhone Lawas Berpotensi Kena Serangan Siber, Ini Daftarnya

Penelitian Cyber Security Hub juga mendukung prediksi tersebut, karena hampir satu dari lima profesional keamanan dunia maya melaporkan, bahwa perusahaan mereka berinvestasi dalam keamanan dunia maya dengan AI dan otomatisasi.

Tapi, seiring dengan meningkatnya penggunaan AI dan otomatisasi, diprediksi serangan dunia maya terhadap teknologi tersebut pun akan meningkat.

Seiring dengan perkembangan AI dan pembelajaran mesin, AI sudah terintegrasi lebih penuh ke dalam perangkat pintar, dari mulai lampu, speaker, hingga mobil.

Diperkirakan 75,4 miliar perangkat yang terhubung dengan Internet terpasang di seluruh dunia pada tahun 2025. Jadi, tak heran bila perangkat pintar tersebut diprediksi akan menjadi target serangan dunia maya di sepanjang tahun 2023. Perangkat otonom seperti mobil pintar juga tak luput dari serangan penjahat siber.

Seperti yang dikutip dari laman Cshub (25/12), berikut ini adalah prediksi sejumlah ancaman serangan siber di 2023.

Ancaman Siber 2023

1. Phishing

Serangan phising tercatat meningkat tajam di 2022. Anti-Phishing Working Group (APWG) mencatat total 3.394.662 serangan phishing dalam tiga kuartal pertama tahun 2022. Setiap kuartalnya memecahkan rekor sebagai kuartal terburuk yang pernah diamati oleh APWG.

Erni Moran selaku manajer umum perangkat lunak perlindungan penipuan kartu prabayar otomatis Arden di layanan perlindungan keuangan Brightwell percaya, bahwa pada tahun 2023 nanti akan terus terjadi peningkatan serangan phising, karena banyak orang yang beralih ke kejahatan siber untuk meraih keuntungan finansial.

"Penurunan ekonomi tahun ini hampir pasti akan menyebabkan peningkatan individu yang mengambil risiko tambahan untuk melakukan penipuan pada tahun 2023, tetapi banyak organisasi keuangan yang belum siap untuk mengantisipasi serangan penipuan," jelas Moran.

2. Serangan Dunia Maya Antar Negara

Sepanjang tahun 2022, sejumlah serangan dunia maya antar negara terjadi, seperti serangan Iran terhadap Albania, serangan Rusia terhadap Ukraina dan Montenegro, atau serangan tak dikenal terhadap Pemerintah Selandia Baru.

Mengenai hal itu, Ryan Kirkwood selaku CTO perusahaan investasi Freedom Dividend mengatakan, serangan dunia maya antara negara seperti peretasan Komite Nasional Demokratik Rusia di AS pada 2016, pun merupakan ancaman besar bagi sebuah bisnis di negara.

Kirkwood mengatakan, pada tahun 2023 akan terjadi banyak serangan dunia maya antar negara perihal bisnis, dimana modus serangan akan lebih canggih dan jumlahnya akan lebih banyak.

3. Serangan Melalui Pihak Ketiga

Dengan munculnya migrasi cloud, banyak perusahaan yang menggabungkan solusi perangkat lunak pihak ketiga ke dalam infrastruktur perusahaan mereka. Mengenai hal itu, banyak profesional keamanan siber yang memperingatkan resiko dari keputusan tersebut. Karena lebih dari 36 persen profesional keamanan siber melaporkan, bahwa risiko pihak ketiga merupakan ancaman utama bagi keamanan dunia maya organisasi mereka.

David Attar selaku konsultan digital dan penanganan data di perusahaan desain web Collectiveray percaya, bahwa pelanggaran data karena akses pihak ketiga akan meningkat di tahun 2023. Dia juga mengatakan, hal tersebut akan mempengaruhi perusahan di industri perawatan kesehatan, pendidikan dan manufaktur. Hal itu disebabkan karena kurangnya keamanan pada akses pihak ketiga, dan diprediksi hal itu tetap akan terjadi di tahun 2023.

"Industri ini tidak memiliki siapa pun yang ditugaskan untuk mengelola risiko pihak ketiga, namun hanya sekitar 39 persen industri manufaktur yang menerapkan keamanan pihak ketiga. Jumlah serangan dunia maya hanya akan meningkat kecuali praktik seperti 'akses hak istimewa' dilakukan," jelas Attar.

4. Ancaman dari Platform

Perusahaan analisis blockchain, Chainalysis melaporkan, bahwa penjahat dunia maya sudah merampok lebih dari USD 3 miliar dalam serangan dunia maya berbasis crypto antara Januari hingga Oktober 2022. Hal itu seakan menandakan bahwa kejahatan dunia maya menjadi bisnis yang menguntungkan bagi para penjahat siber.

Karena kejahatan siber menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan bagi para peretas, sejumlah peretas pun menggunakan modus untuk menawarkan layanan mereka ke komunitas yang lebih luas dengan biaya tertentu. Di mana mereka menawarkan layanan peretasan kepada orang lain dengan biaya tertentu.

Seperti pada tahun 2022, seorang karyawan Meta dipecat lantaran diduga menggunakan hak istimewa karyawan mereka untuk membajak dan mengizinkan akses tidak sah ke profil Facebook , menagih pelanggannya ribuan dolar dalam Bitcoin untuk melakukannya.

Menurut pakar keamanan dunia maya Adam Levin, dia percaya bahwa platform yang memungkinkan peretas menawarkan layanan mereka akan menjadi ancaman keamanan yang cukup berbahaya di tahun 2023. Levin mengatakan, bahwa itu karena para peretas menggunakan semakin banyak perangkat lunak canggih untuk melakukan tindak kejahatan, dan menjual perangkat lunak tersebut dengan kedok langganan untuk digunakan menipu konsumen.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross