Yevgeny Prigozhin, pemimpin kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, bersama pasukannya saat bertempur di Bakhmut, Ukraina (Foto: dok. VOA).

Prigozhin Tiba di Belarus, Pemberontakan Wagner Ungkap Kelemahan Putin

Publish by Redaksi on 28 June 2023

NEWS, IDenesia.id - Tiga hari setelah melancarkan pemberontakan dengan mengerahkan kelompok tentara bayaran Wagner yang dipimpinnya, Yevgeny Prigozhin tiba di Belarus. Presiden Alexander Lukashenko mengkonfirmasi hal itu hari Selasa waktu setempat.

Belum jelas di mana tepatnya Prigozhin kini berada, berapa banyak tentara bayaran yang menemaninya, atau berapa lama ia berencana tinggal di sana.

Dikutip IDenesia.id dari laman VOA, Rabu 28 Juni 2023. Lukashenko, yang merupakan sekutu dekat Putin, Sabtu pekan lalu merundingkan keberangkatan Prigozhin ke Belarus setelah mantan pengusaha berusia 62 tahun itu memimpin ribuan tentaranya keluar dari Ukraina menuju ke ibu kota Moskow. Ia membatalkan pergerakan itu jauh sebelum berhadapan dengan tentara Rusia di pinggiran Moskow.

Putin telah menjanjikan keselamatan Prigozhin di Belarus. Media pemerintah Belarus melaporkan Lukashenko juga telah mendesak Putin untuk tidak membunuh Prigozhin. “Saya menyampaikan kepada Putin, kita bisa saja menyudahi Prigozhin, jika yang pertama gagal, ada kesempatan kedua. (Tetapi) saya mengatakan kepadanya, jangan lakukan ini!” ujar Lukashenko dalam pertemuan dengan sejumlah pejabat keamanan Belarus.

Negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi terhadap Lukashenko, yang berusia 68 tahun, karena menggerus tokoh-tokoh oposisi dan membiarkan Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022 dari wilayah Belarus. Baru-baru ini Belarus bahkan mengizinkan Rusia menyimpan senjata nuklir taktis di negara itu untuk kemungkinan digunakan dalam konflik di Ukraina.

Prigozhin tiba di Belarus tak lama setelah Putin mengatakan pihaknya telah membayar US$1 miliar (Rp15 triliun) antara bulan Mei 2022 – Mei 2023 untuk mendanai sepenuhnya kelompok tentara bayaran Wagner. Pernyataan itu bertolak belakang dengan klaim Prigozhin bahwa ia yang telah membiayai kelompok tersebut.

Rusia pernah menyangkal keberadaan kelompok Wagner, meskipun kelompok itu membela kepentingan Rusia di sebagian negara Afrika dan Timur Tengah.

Banyak anggota Wagner di Ukraina adalah para narapidana yang dibebaskan dari penjara Rusia dengan janji, jika mereka bertempur di Ukraina selama enam bulan maka sisa masa hukumannya akan dihapus. Namun banyak narapidana yang direkrut ini kurang terlatih dan tidak siap berperang di garis depan, sehingga dengan cepat dikalahkan dan terbunuh.

Selain membayar gaji dan insentif pada kelompok Wagner ini, Putin mengatakan telah membayar hampir US$1 miliar (Rp15 triliun) lainnya untuk bisnis makanan dan catering Prigozhin guna memberi konsumsi pada pasukan Rusia.

Kekacauan di Rusia akhir pekan lalu menimbulkan kekhawatiran negara-negara tetangganya, tak terkecuali Polandia.

Perdana Menteri Mateusz Morawiecki mengatakan, “Saya tidak tahu dan tidak seorang pun di dunia tahu apa alasan sebenarnya pemberontakan itu.”

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan peristiwa itu mengungkap kelemahan kepemimpinan Putin.

“Monster yang diciptakan Putin itu kini menggigitnya. Monster itu berulah menentang penciptanya. Sistem politik Rusia menunjukkan kerentanan dan ada keretakan kekuatan militer,” ujar Borrell.

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan Prigozhin telah mempertanyakan alasan Putin menginvasi Ukraina. “Kebohongan yang dilakukan pemerintah Rusia telah diungkap oleh salah satu orang dekat Presiden Putin,” tukasnya.

Sekjen NATO Jens Stoltenberg setuju dengan pandangan itu. “Ini kembali menunjukkan salah satu kesalahan besar strategi Putin setelah sebelumnya ia menganeksasi Krimea secara ilegal, dan kini perang di Ukraina.”

Meskipun demikian China, yang merupakan sekutu Rusia, menggambarkan pemberontakan itu sebagai “masalah dalam negeri Rusia.”

“China mendukung Rusia untuk mempertahankan stabilitas nasional dan mencapai pembangunan, dan kemakmuran,” kata juru bicara Mao Ning.

Negara-negara anggota Uni Eropa telah sepakat untuk meningkatkan anggaran khusus yang digunakan untuk membiayai bantuan militer bagi Ukraina sebesar US$3,8 miliar – menaikkan plafonnya menjadi lebih dari US$13 miliar (Rp195 triliun).

Para pemimpin Uni Eropa dijadwalkan melangsungkan pertemuan akhir pekan ini untuk membahas lebih jauh dukungan bagi Ukraina.

Sementara Badan Keamanan Rusia FSB hari Selasa mengumumkan pihaknya menutup penyelidikan terhadap kelompok Wagner.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kelompok Wagner juga sedang bersiap mengalihkan peralatan militer berat mereka kepada pihak militer Rusia.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross