Riri (idenesiafile)

Riri, Barista Tuna Rungu dengan Sejuta Cerita

Publish by Redaksi on 28 August 2022

NEWS, IDenesia.id - Seperti cafe pada umumnya, pengelola Cafe Tulus yang terletak di jalan Ujung Bori, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, juga mempekerjakan seorang barista. Yang berbeda, di cafe yang menempati ruko 3 lantai tersebut, para pecinta kopi akan dilayani oleh seorang barista disabilitas penyandang tuna rungu (tuli).

Barista di Café Tulus bernama, Riri. Perempuan, usia 36 tahun, berhijab, asal Kabupaten Gowa dan piawai meracik setiap pesanan para pengunjung di Cafe Tulus. Karena tuna rungu, ia melayani pengunjung dengan gerakan tangan atau bahasa isyarat, juga dengan tulisan di sebuah notes.

Jangan pernah sekalipun meremehkan keahlian Riri sebagai seorang barista. Ia tak butuh waktu lama untuk meracik minuman sesuai pesanan para pengunjung. Tentang rasanya, silahkan datang dan rasakan sendiri kedahsyatan racikannya.

IDEnesia.id sempat berbincang dengannya, Sabtu 27 Agustus 2022. Semua pertanyaan dijawabnya dengan bahasa isyarat dan diterjemahkan oleh Didi, pengelola Café Tulus.

Dengan gerakan tangan, Riri bercerita tentang banyak hal. Tentang ia yang mengaku senang dan merasa bersemangat dengan pekerjaan yang kini digelutinya. Dan tentang ia yang merasa nyaman karena bisa bekerja sambil bersilaturahmi dengan teman-teman tuna rungu lainnya.

“Saya dulu belum bekerja, pengalaman belum ada. Tapi sekarang sudah diberikan kuota untuk disabilitas. Sebelumnya itu, sebenarnya ada kegiatan Berdaya Bareng, kerjasama dengan kafe ini lewat latihan barista. Jadi kami diajar cara buat kopi yang benar, cara jadi barista yang benar,” terangnya dengan bahasa isyarat.

Riri menambahkan jika sebelumnya dirinya dulu sempat magang di ‘Kopi Dari Hati’ selama sebulan, kemudian lanjut kerja sekitar setahun lamanya. “Setelah di sana, saya dipanggil untuk pindah di Café Tulus sampe sekarang,” tuturnya.

Ia mengatakan bahwa banyak penyandang disabilitas tuna rungu yang tidak percaya diri, terlebih bila situasi lingkungan yang tidak mendukung. Ia juga mengatakan bahwa, ia ingin membangun harapan kelompok difabel agar bisa maju seperti orang normal. membangkitkan semangat membangun kesetaraan.

“Dulu saya mencari pekerjaan khusus untuk disabilitas susah sekali, tapi Alhamdulillah sekarang sudah ada beberapa kafe yang mendukung untuk mengikutkan disabilitas sebagai karyawan,” jelasnya lagi.

Cafe Tulus terang Riri, menjadi tempat berkumpulnya penyandang disabilitas, terutama tuna rungu yang oleh mereka disebut ‘teman tuli’. “Di sini semua orang bisa datang, mau tuli atau yang mendengar, bisa datang ke sini, Saya juga awalnya punya pengalaman yakni kesulitan berkomunikasi dengan teman dengar, tapi saya menyarankan mereka untuk menulis di kertas supaya komunikasinya bisa nyambung,” tuturnya.

Kini Riri menjalani hari-harinya di Café Tulus dengan tugas sebagai barista. ia pun kini dapat membantu suaminya yang bekerja di minimarket untuk menopang ekonomi keluarga mereka.

Selain Riri, pengelola Café Tulus juga mempekerjakan beberapa rekan penyandang disabilitas tuna rungu. Diantaranya bekerja sebagai waitres. Itu alasan hingga pemesanan menu di café ini dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat atau dituliskan pada selembar kertas. Ini berlaku bagi pengunjung yang tidak menguasai bahasa isyarat.

Yang membuat café ini layak dapat jempol karena pengelolanya memberi kesempatan ke para pengunjung untuk belajar bahasa isyarat. Mereka menyiapkan panduannya.

Kepada IDenesia.id, Taufik, salah satu pengelola menjelaskan bahwa Cafe Tulus berdiri pada Januari 2022. Ia merintisnya bersama tiga rekannya; Zaenab, Didi dan Fadel.

“Kami mempekerjakan teman-teman disabilitas, khususnya yang tuna rungu, atau teman tuli. Kami khusus mempekerjakan mereka karena kami tahu bahwa teman tuli di luar sulit mendapatkan pekerjaan,” terangnya Taufik.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross