Rohani Daeng Te’ne saat 'bertugas' (idenesiafile)

Rohani Daeng Te’ne, Sang Penolong Ibu Hamil

Publish by Redaksi on 18 August 2022

NEWS, IDenesia.id - Rohani Daeng Te’ne adalah seorang ibu rumah tangga warga Kampung Beru, Dusun Bangkeng Batu, Desa Pao, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi selatan. Selain menghabiskan hari-harinya dengan berladang dan berjualan sayur di pasar, perempuan yang akrab disapa ‘Puang Te’ne’ ini juga punya kegiatan lain.

Sejak tahun 1993 silam, ia mengabdikan hidupnya untuk membantu membawa ibu-ibu hamil melahirkan ke Puskesmas dengan mengunakan tandu. Ia bersama dua anak lelakinya dan beberapa kerabat lainnya tak punya jalan lain selain menandu ibu yang hendak melahirkan ke puskesmas.

Satu-satunya akses jalan dari kampung mereka menuju puskesmas yakni dengan berjalan kaki melewati jalan setapak naik turun, pematang-pematang sawah, menyeberangi sungai, dan menyeberangi jembatan bambu.

Untuk mencapai puskesmas terdekat, Puang Te’ne dan warga lainnya harus berjalan kaki sekitar 4 jam. “Jalurnya licin, terjal dan melewati hutan-hutan pinus,” terangnya kepada IDenesia.id yang menyambanginya di rumahnya beberapa waktu lalu.

Akses jalan yang buruk memang terus menjadi persoalan di sejumlah daerah, terutama yang bermukim di daerah pelosok. Puang Te’ne punya pengalaman kelam tentang dampak buruknya akses jalan ke kampungnya. “Anak saya yang ke-empat meninggal karena terlambat ditolong tenaga kesehatan. Waktu itu masih melahirkan di rumah, belum ada bidan atau dokter. Anak saya waktu itu umurnya masih 24 hari, dia meninggal karena tali pusarnya tidak sembuh-sembuh. Karena kejadian itu, saya langsung berniat untuk membawa ibu-ibu di sini, bagaimana caranya supaya tidak terulang lagi kejadian seperti yang saya alami,” tuturnya lirih.

Dengan mengunakan tandu yang dibuatnya dari dua buah kursi plastik yang diikatkan ke batang bambu, Puang Te’ne pun menyiapkan tenaganya untuk membantu ibu-ibu hamil melahirkan ke Puskesmas. Puang Te'ne tidak sendiri. Ia dibantu dua orang anaknya dan beberapa kerabatnya tanpa pamrih. “Saya tidak pernah tetapkan tarif. Karena kita di sini sama-sama orang miskin, saya ikhlas karena Allah Ta’ala,” ujarnya.

Beragam pengalaman pun mengisi lembaran hidup Puang Te’ne. Salah satu yang terekam jelas dalam ingatannya yakni, “Pernah saya mbawa ibu hamil yang mau melahirkan ke puskesmas. Di perjalanan melahirkan karena jauhnya perjalanan ke puskesmas,” terangnya sambil menambahkan bahwasekali waktu, ada pula ibu yang melahirkan di rumah penduduk yang mereka lalui.

Keikhlasan ibu rumah tangga lulusan SMP yang kini berusia 53 tahun itu pun berbuah penghargaan yakni Heroines of Health (HoH) pada 2017 dari GE Healthcare bersama dengan organisasi Women in Global Health. Kini Puang Te'ne masih menghabiskan hari-harinya dengan berladang dan berjualan sayur di pasar. Tapi ketika 'tugas' memanggil, ia akan segera bersiap dengan 'tim'nya.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross