Petugas medis Israel di lokasi serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki (Foto: Anadolu)

Roket Bunuh 12 Warganya, PM Israel Janji Membalas, Hizbullah Sebut Tuduhan Palsu

Publish by Redaksi on 28 July 2024

NEWS, IDenesia.id--Serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel menewaskan 12 orang dan melukai 37 lainnya. Pihak berwenang Israel, menyalahkan Hizbullah dan bersumpah membalas kelompok Lebanon itu.

Itu merupakan serangan paling mematikan di Israel atau wilayah yang dianeksasi Israel sejak dimulainya konflik di Gaza.

Serangan tersebut meningkatkan ketegangan dalam permusuhan yang terjadi bersamaan dengan perang Gaza dan telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik besar-besaran antara Israel dan Hizbullah yang punya kemampuan militer lebih bagus dan banyak.

Roket tersebut menghantam lapangan sepak bola di desa Druze di Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Wilayah itu direbut dari Suriah oleh Israel dalam perang Timur Tengah tahun 1967 dan dianeksasi dalam sebuah tindakan yang tidak diakui oleh sebagian besar negara.

“Hizbullah akan menanggung akibat yang besar, harga yang sejauh ini belum dibayar,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam panggilan telepon dengan pemimpin komunitas Druze di Israel, menurut pernyataan dari kantornya seperti dilansir IDenesia dari Asian One, Minggu, 28 Juli 2024.

Netanyahu, yang sedang berada di Amerika Serikat menegaskan akan memajukan penerbangannya untuk kembali ke Israel dan akan langsung mengumpulkan Kabinet Keamanannya untuk membahas serangan ini.

Berbicara kepada wartawan di Majdal Shams, juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwa forensik menunjukkan roket itu adalah Falaq-1 buatan Iran.

Hizbullah sebelumnya mengumumkan penembakan rudal Falaq-1 pada 27 Juli, dengan mengatakan rudal tersebut menargetkan markas militer Israel.

Sekutu koalisi sayap kanan Netanyahu, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, menyerukan pembalasan yang keras, termasuk terhadap pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah.

“Atas kematian anak-anak, Nasrallah harus membayar dengan kepalanya. Seluruh Lebanon harus membayar,” kata Smotrich di X.

Dalam pernyataan tertulisnya, Hizbullah mengatakan itu adalah tuduhan palsu pada mereka. "Perlawanan Islam sama sekali tidak ada hubungannya dengan insiden tersebut, dan dengan tegas menyangkal semua tuduhan palsu terkait hal ini," tegas mereka.

Pemimpin Druze Lebanon Walid Jumblatt pada hari Sabtu waktu setempat memperingatkan tentang upaya Israel untuk menghasut perselisihan di wilayah tersebut setelah menuduh Hizbullah terlibat dalam serangan di kota Druze.

“Kami menegaskan kembali peringatan dan kewaspadaan kami terhadap apa yang telah lama dilakukan musuh Israel—untuk menghasut perselisihan, memecah belah wilayah, dan menargetkan komponen-komponennya,” kata Jumblatt di Kantor Berita Nasional Lebanon dilansir IDenesia dari Anadolu, Minggu, 28 Juli 2024.

Ia menegaskan, mereka sebelumnya telah menggagalkan skema Israel in. "Dan sekarang skema ini muncul kembali, kami tetap waspada bersama perlawanan dan semua pejuang yang menghadapi agresi dan pendudukan Israel,” tegasnya.

Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon setelah  Israel menyerang Gaza. Pemimpin Hizbullah menegaskan, mereka akan terus menyerang pasukan Israel sebelum tentara zionis meninggalkan Gaza, Palestina.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross