NEWS, IDenesia.id - Bank Indonesia menerbitkan uang kertas pecahan Rp100 ribu pertama tepat pada 1 November tahun 1999. Terhitung hari ini, maka uang denominasi itu usianya kini telah mencapai 24 tahun. Saat itu, uang yang dicetak BI total nilainya mencapai Rp50 triliun.

Kisah uang kertas denominasi Rp100 ribu melansir laman resmi Bank Indonesia, bi.go.id peluncuran uang bermaterial kertas dan plastik ini diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor: 1/8/PBI/1999 tentang Pengeluaran dan Pengedaran Uang Rupiah Pecahan 100.000 Tahun Emisi 1999.

Hal tersebut dilakukan karena ada persyaratan internasional yang harus diterima yaitu Bank Sentral harus memiliki persediaan uang tunai dengan jumlah lima kali lipat dari situasi normal. Pencetakan uang tersebut sebagai langkah untuk menghadapi millennium bug yang dimulai pada 2000.

Jutaan lembar uang pecahan Rp100 ribu saat itu dicetak di Australia. Proses cetak uang pada periode 1999 di Note Printing Australia (NPA), lembaga di bawah naungan Bank Sentral Australia. Uang kertas ini dikeluarkan bukan hanya untuk koleksi atau dibuat secara khusus, namun juga dipergunakan sebagai alat transaksi yang sah di seluruh wilayah Indonesia.

Meski saat ini sudah tidak bisa lagi digunakan untuk transaksi, karena sudah ditarik oleh BI. Secara fisik, uang kertas yang satu ini begitu mudah kita kenal, karena berbeda dari uang-uang kertas yang lain. Uang ini menampilkan gambar Soekarno dan Mohammad Hatta di bagian depan. Sementara, pada bagian belakang bergambar gedung MPR dan DPR.

Uang saat itu ditandatangani Syahril Sabirin dan Iwan R Prawiranata sebagai Gubernur dan Deputi Gubernur BI. Warna dari uang ini baik bagian depan dan belakangnya merupakan kombinasi dari kuning, jingga, coklat, merah, dan hijau, sementara ukuran fisiknya adalah 15,1x6,5 cm. Untuk tanda air uang ini adalah gambar Garuda Pancasila yang akan terlihat bila diterawang.