Ilustrasi hari kabisat atau 'leap day' (Foto: HT Photo)

Sejarah di Balik Hari Kabisat 29 Februari pada Kalender Masehi

Publish by Redaksi on 29 February 2024

NEWS, IDenesia.id - Tahun Kabisat adalah fenomena yang hanya terjadi empat tahun sekali, memberikan kita tambahan satu hari di bulan Februari yang biasanya hanya terdiri dari dua puluh delapan hari. Nah, penambahan hari kabisat ini bermula sejak ratusan tahun yang lalu dan terjadi bukanlah tanpa sebab, lho.

Tidak banyak yang tahu, revolusi atau waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengorbit Matahari sebenarnya membutuhkan sekitar 365,24 hari. Hal ini menyebabkan sistem penanggalan kalender Julian yang digunakan oleh orang Romawi saat itu perlahan menjadi tidak relevan.

Berbagai upaya penyinkronan dilakukan dan belum juga menemui titik terang, hingga pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII mengeluarkan sistem penanggalan kalender Gregorian dan mengadopsi sistem penanggalan kabisat setelah mengurangi sekitar 10 hari di bulan Oktober di tahun tersebut untuk mengatasi masalah dari kalender Julian yang telah menyebabkan tanggal-tanggal penting, termasuk hari raya, menyimpang sekitar 10 hari pada saat itu.

Dilansir IDenesia dari laman National Geographic Indonesia, Kamis, 29 Februari 2024, sistem kalender Gregorian ini menghasilkan rata-rata panjang tahun 365,2425 hari, hanya sekitar setengah menit lebih lama dari tahun matahari yakni 365,2422 hari.

Dengan kecepatan seperti itu, diperlukan waktu 3.300 tahun sebelum kalender Gregorian berpindah satu hari pun dari siklus musiman kita.

Artinya, generasi mendatang nantinya juga akan kembali dihadapkan pada masalah yang sama mengenai tahun kabisat seperti yang dialami manusia ratusan tahun yang lalu.

Meski kalender Gregorian menjadi sistem penanggalan resmi saat ini, beberapa bangsa dan kebudayaan masih tetap berpegang pada sistem penanggalannya sendiri, utamanya dalam pelaksanaan beberapa hajat tertentu, seperti penentuan hari raya, dan lain sebagainya.

Misalnya, penggunaan kalender Hijriah yang berpatokan pada sistem bulan dengan total 354 hari saja. Sistem yang digunakan dalam kalender ini sama sekali tidak memperhitungkan matahari, sehingga setiap tahunnya, kalender Hijriah akan bergeser sekitar 11 hari dari kalender Masehi.

Selain itu, di Tiongkok juga dikenal sistem kalender tradisional lunisolar/suryacandra yang masih populer digunakan sehari-hari. Kalender lunisolar sendiri merupakan sistem kalender yang menggabungkan fase bulan dan matahari.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross