Demonstrasi Besar-besaran Menentang Pemerintahan Orde Baru Terjadi Pada 12 Mei 1998 atau 25 Tahun Yang Lalu. Kejadian Tersebut Dikenal Dengan Tragedi Trisakti.

Sejarah Hari Ini, 12 Mei; Tragedi Trisakti 1998

Publish by Redaksi on 12 May 2023

NEWS, IDenesia.id - Tragedi Trisakti merupakan peristiwa berdarah yang menewaskan empat mahasiswa saat melakukan demonstrasi menuntut turunnya Soeharto dari jabatannya Presiden Republik Indonesia. Keempat mahasiswa tersebut yakni Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.

Peristiwa itu terjadi pada 12 Mei 1998. Para mahasiswa tersebut gugur setelah diduga ditembak dengan peluru tajam yang mengenai sejumlah bagian tubuh seperti kepala, tenggorokan, dan dada.

Awal mula tragedi Trisakti dipicu adanya demo besar-besaran di sejumlah daerah, terutama DKI Jakarta. Di Ibu Kota, sejumlah mahasiswa turun ke jalan dan mendatangi Gedung DPR/MPR. Salah satu yang ikut aksi unjuk rasa tersebut yakni para mahasiswa Universitas Trisakti.

Para mahasiswa yang melakukan unjuk rasa mulai bergerak mundur sekira pukul 17.15 WIB. Namun saat itu aparat keamanan juga turut mengikuti mundurnya para mahasiswa tersebut. Sejumlah mahasiswa berlindung di Kampus Trisakti, Slipi, Jakarta Barat.

Sekira pada pukul 20.00 WIB, dilaporkan empat mahasiswa tewas dan satu lainnya dalam keadaan kritis. Mereka tewas dengan luka tembak di bagian tubuhnya. Namun, aparat keamanan mengklaim bahwa saat mengamankan aksi unjuk rasa itu tanpa dilengkapi peluru tajam.

Harian Kompas, Rabu (13/5/1998) menurunkan berita dengan judul Insiden di Universitas Trisakti: Enam Mahasiswa Tewas. Moedanton menyebut jika terdapat enam mahasiswa yang tewas sewaktu berada di dalam kampus akibat berondongan peluru yang ditembakkan aparat. Salah satu tembakan tersebut juga berasal dari jalan layang Grogol (Grogol fly over).

Dalam jumpa pers yang dilakukan, pihak Univeristas Trisakti menyebutkan ada enam korban terwas, namun dipastikan bahwa empat di antaranya adalah mahasiswa Trisakti.

Setelah Tragedi Trisakti yang mengakibatkan beberapa korban tewas, pihak berwenang kemudian melakukan penyelidikan lebih lanjut. Pada saah satu korban yang bernama Hery Hertanto ditemukan serpihan peluru kaliber 5,56 mm di tubuhnya. Tim Pencari Fakta ABRI yang mengungkapkan hasil yang sama ketika melakukan otopsi pada korban.

Namun, Kapolri yang menjabat saat itu, Jenderal Pol Dibyo Widodo membantah jika anak buahnya menggunakan peluru tajam. Kapolda Metro Jaya Hamami Nata juga menyatakan bahwa polisi hanya menggunakan tongkat pemukul, peluru kosong, peluru karet, dan gas air mata. Persidangan terhadap enam terdakwa beberapa tahun kemudian juga tidak dapat menjawab siapa yang menjadi pelaku di balik peristiwa nahas tersebut.

Sampai saat ini, misteri penembakan tersebut masih terus menyelimuti sejarah kelam Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998. Akan tetapi, empat mahasiswa yang tewas dalam Tragedi 12 Mei 1998 in dikenang sebagai Pahlawan Reformasi oleh pihak kampus. Nama empat mahasiswa itu diabadikan menjadi nama jalan di Kampus Usakti, Nagrak, dan Bogor.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross