NEWS, IDenesia.id - Sistem pemerintahan Indonesia rezim Orde Baru (Orba) sempat mengalami transisi yang buruk. Mulai dari krisis moneter hingga peristiwa pelanggaran HAM berat pada detik-detik tumbangnya eks presiden Soeharto. Tragedi Semanggi adalah salah satu yang tercatat dalam sejarah kelam sepanjang berdirinya negara ini. 

Tragedi Semanggi adalah peristiwa penembakan yang terjadi di kawasan Semanggi, Jakarta Pusat, pada tanggal 13 November 1998. Peristiwa ini menyebabkan 17 orang tewas dan ratusan lainnya terluka. Insiden ini terjadi dalam konteks aksi protes masyarakat sipil dan mahasiswa terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa (SI) MPR yang menunjuk BJ Habibie sebagai presiden menggantikan penguasa Orde Baru, Soeharto.

Oleh rakyat saat itu, BJ Habibie, masih dianggap merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Orba. Pada tanggal 13 November 1998, massa aksi yang terdiri dari mahasiswa, buruh, dan kelompok masyarakat sipil lainnya berkumpul di kawasan Semanggi untuk melakukan demonstrasi. Mereka menuntut agar Sidang Istimewa MPR dibatalkan dan agar dilakukan reformasi secara menyeluruh.

Aparat keamanan yang berjaga di kawasan tersebut berusaha membubarkan massa aksi. Mereka menggunakan kendaraan lapis baja dan menembakkan peluru tajam ke udara. Namun, massa aksi tetap bertahan. Pada akhirnya, aparat keamanan menembakkan peluru tajam ke arah massa aksi. Tembakan tersebut menyebabkan 17 orang tewas dan ratusan lainnya terluka. 

Tragedi Semanggi merupakan salah satu peristiwa pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di Indonesia. Peristiwa ini masih menyisakan luka dan trauma bagi para korban dan keluarga mereka. Pemerintah Indonesia telah membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk menyelidiki peristiwa ini. Namun, hingga saat ini, belum ada pihak yang diadili atas peristiwa tersebut.