Bom Sarinah Yang Terjadi Pada 14 Januari 2016.

Sejarah Hari Ini, 14 Januari; Serangan Bom Depan Gedung Sarinah Pada Tahun 2016

Publish by Redaksi on 14 January 2023

NEWS, IDenesia.id - Insiden ini mungkin masih diingat masyarakat Indonesia. Serangan Bom Sarinah, peristiwa itu menggemparkan Ibu Kota setelah teror bom sebelumnya terjadi di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan pada 2009. Tak hanya teror bom juga berbarengan dengan penembakan yang terjadi di sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis 14 Januari 2016 silam.

Pada 14 Januari 2016 sekitar pukul 10.30 WIB, bom pertama meledak di gerai Starbucks, Gedung Cakrawala. gedung sebelah utara Sarinah dan pos polisi depan gedung tersebut. Berdasarkan keterangan saksi, terlihat tujuh orang mencurigakan masuk ke dalam gerai tersebut.

"Wajah mereka sangat serius," kata Frank Feulner, warga negara Jerman yang merupakan korban bom seperti yang dikutip dari Tempo.

Ketujuh orang itu, kata Frank, nampak keluar. Sesaat kemudian, terjadi ledakan di sisi kanan Starbucks. Selang 20 menit setelahnya, giliran pos polisi Sarinah yang diserang bom. Ledakan menewaskan tiga orang teroris serta melukai satu orang polisi.

Seluruhnya rusak akibat ledakan. Ada delapan orang meninggal dunia dalam insiden teror ini. Empat di antaranya pelaku penyerangan. 24 orang lainnya luka-luka termasuk polisi dalam peristiwa yang dikenal dengan istilah Bom Sarinah atau Bom Thamrin itu.

Teror ini diklaim ISIS yang bertanggung jawab. Tujuh orang terlibat. Pimpinan ISIS Indonesia Aman Abdurahman kemudian divonis hukuman mati atas serangan tersebut.

Aman Abdurahman yang juga pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) –organisasi teroris berafiliasi ke ISIS- merancang serangan bom itu di balik penjara.

Bom awalnya meledak di depan gerai Starbucks Sarinah pukul 10.40 WIB. Disusul tiga ledakan berikutnya di pos polisi persimpangan Sarinah. Selanjutnya dua ledakan lainnya terjadi di dalam gerai Starbucks.

Usai terjadinya ledakan, polisi menangkap beberapa pelaku serangan yang diwarnai baku tembak. Polisi menembak mati tiga pelaku dan dua lagi ditangkap. Sementara pelaku lainnya tewas dalam bom bunuh diri.

Pentolan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Aman Abdurrahman yang telah ditangkap sejak tahun 2003 ditetapkan sebagai otak penyerangan bom di Sarinah. Dalam persidangan, Aman juga didakwa berada di balik serangan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur; bom di gereja di Samarinda, Kalimantan Timur; penyerangan kantor Kepolisian Daerah Sumatera Utara; serta penyerangan terhadap polisi di Bima, Nusa Tenggara Barat.

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 22 Juni 2018 memvonis Aman dengan hukuman mati. Dalam putusannya, hakim menyatakan Aman Abdurrahman terbukti bersalah telah melakukan tindak pidana terorisme. Pertimbangan yang memberatkan adalah terdakwa merupakan residivis dengan aliran ISIS.

Aman Abdurrahman juga dinyatakan sebagai penggagas dan pembentuk JAD, menyebarkan paham yang menyebabkan korban jiwa, menggerakkan orang lain untuk menjalankan aksi teror, serta merenggut masa depan orang lain. Dalam persidangan, Aman bersyukur menerima vonis tersebut.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross