Peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato pada 19 September 1945 (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)

Sejarah Hari Ini, 19 September; Insiden Hotel Yamato

Publish by Redaksi on 19 September 2022

NEWS, IDenesia.id - Insiden Hotel Yamato adalah peristiwa perobekan warna biru pada bendera Belanda yang berkibar di Hotel Yamato (kini Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya, pada tanggal 19 September 1945.

Dilansir IDenesia.id dari Wikipedia, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan dikeluarkannya maklumat pemerintahan Soekarno tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas ke segenap pelosok negeri, termasuk di kota Surabaya.

Pada 18 September 1945, opsir-opsir Sekutu dan Belanda dari AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) tiba di Surabaya.

Rombongan Sekutu tersebut oleh administrasi Jepang di Surabaya ditempatkan di Hotel Yamato, sedangkan rombongan Intercross di Gedung Setan, Jl Tunjungan 80 Surabaya, tanpa seijin Pemerintah Karesidenan Surabaya.

Hotel Yamato pun dijadikan markas RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees: Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan Interniran).

Sekelompok serdadu Belanda di bawah pimpinan W. V. C. Ploegman pada malam hari tanggal 18 September 1945, mengibarkan bendera Belanda, tanpa persetujuan Pemerintah Indonesia Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi sebelah utara.

Keesokan harinya para pemuda Surabaya melihatnya dan menjadi marah karena mereka menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia.

Soedirman yang merupakan Residen Daerah Surabaya Pemerintah Indonesia yang saat itu menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih diakui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu, datang melewati kerumunan massa lalu masuk ke hotel Yamato dikawal Sidik dan Hariyono. 

Sebagai perwakilan RI dia berunding dengan pimpinan tentara Belanda yakni Ploegman dan kawan-kawannya dan meminta agar bendera Belanda segera diturunkan dari gedung Hotel Yamato. 

Dalam perundingan ini Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda dan menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Perundingan berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan pistol, dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. 

Ploegman tewas dicekik oleh Sidik, yang kemudian juga tewas oleh tentara Belanda yang berjaga-jaga dan mendengar letusan pistol Ploegman, sementara Sudirman dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato.

Di luar hotel, para pemuda yang mengetahui berantakannya perundingan tersebut langsung mendobrak masuk ke Hotel Yamato dan terjadilah perkelahian di lobi hotel. 

Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang semula bersama Sudirman kembali ke dalam hotel dan terlibat dalam pemanjatan tiang bendera dan bersama Kusno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengerek bendera yang tersisa yakni merah putih  ke puncak tiang kembali. Peristiwa ini disambut oleh massa di bawah hotel dengan pekik 'Merdeka' berulang kali.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross