Sebagian dari 137 korban yang tewas akibat gas beracun di Dataran Tinggi Dieng pada 1979.(Foto : Humas Pemda Banjarnegara).

Sejarah Hari Ini, 20 Februari; Letusan dan Gas Beracun di Dieng Tewaskan 149 Orang

Publish by Redaksi on 20 February 2023

NEWS, IDenesia.id – Tepat pada hari ini, 43 tahun yang lalu, letusan dan gas beracun yang berasal dari kawah Sinila di Pegunungan Dieng menewaskan setidaknya 149 orang terjadi pada 20 Februari 1979.

Dikutip IDenesia.id dari laman Kompas.com, beritakan Harian Kompas, pada 22 Februari 1979, korban awal yang terdeteksi sebanyak 136 orang. Mereka meninggal karena gas beracun. Para korban merupakan warga desa Kepucukan yang berusaha lari menyelamatkan diri. Selasa 20 Februari 1979), dini hari, penduduk desa itu dikejutkan dengan adanya serangkaian gempa yang mengguncang desa Kepucukan.

Menurut catatan Pemda tingkat I Semarang, gempa mulai terjadi pada pukul 01.55 WIB itu. Seluruh penduduk desa terbangun lalu berebut berlarian keluar rumah. Udara terasa sangat panas dan bau belerang menyesakkan napas. Tiba-tiba terdengar dentuman keras yang menggemuruh dan kegelapan malam terkuak oleh kobaran api dari sebuah bukit. Rangkaian letusan itu dibarengi hujan abu. Mereka menyadari yang dihadapinya adalah letusan gunung.

Mereka berusaha lari namun desa sudah terkepung lahar. Sebagian penduduk bisa kabur melalui bukit-bukit yang lebih tinggi dan jalan-jalan setapak yang belum tertutup lahar. Kondisi mayat yang ditemukan mengerikan. Mereka tergeletak di jalanan.

Dikatakan sudah tidak seperti mayat, karena ketika dipegang hancur. Respons pemerintah cepat kala itu. Presiden saat itu Soeharto, justru yang pertama mengemukakan soal adanya bencana alam di pegunungan Dieng itu. Dia juga segera mengemukakan instruksi penanganannya. Para menteri justru alpha. Menpen Ali Murtopo yang mengungkapkan hal itu. Jumlah korban terus berkembang. Hingga 25 Februari korban masih terus dilaporkan.

Diberitakan Harian Kompas (26/02/1979), korban gas beracun Dieng menjadi 149 orang. Sementara itu pengungsi tercatat 998 orang. Gas beracun diketahui masih terdeteksi hingga sebulan setelahnya. Diberitakan Harian Kompas (16/3/1979), Direkorat Vulkanologi di Bandung menerima peralatan untuk mendeteksi gas-gas berbahaya. Kepala Seksi Pemetaan Gunung Api Direktorat Vulkanologi mengatakan, peralatan ini sejenis dengan yang telah dimiliki dan dipakai untuk mendeteksi gas berbahaya di daerah pegunungan Dieng.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross