Tugu Digulis, Tugu Bambu Runcing atau Tugu Bundaran Utan, Pontianak

Sejarah Hari Ini, 23 Oktober; Kota Pontianak Didirikan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie di Kalimantan.

Publish by Redaksi on 23 October 2022

NEWS, IDenesia.id – Pontianak adalah ibu kota provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. didirikan pertama kali sebagai pelabuhan perdagangan di pulau Kalimantan, menempati area seluas 118,31 km² di delta Sungai Kapuas pada titik di mana ia bergabung dengan anak sungai utamanya, Sungai Landak.

Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak.

Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie adalah pendiri dan sultan pertama Kerajaan Pontianak. Ia dilahirkan pada tahun 1142 Hijriah / 1729/1730 M, putra Al Habib Husin, seorang penyebar ajaran Islam yang berasal Arab.

Tiga bulan setelah ayahnya wafat pada tahun 1184 Hijriah di Kerajaan Mempawah, Syarif Abdurrahman bersama dengan saudara-saudaranya bermufakat untuk mencari tempat kediaman baru. Mereka berangkat dengan 14 perahu Kakap menyusuri Sungai Peniti. Waktu dzuhur mereka sampai di sebuah tanjung, Syarif Abdurrahman bersama pengikutnya menetap di sana. Tempat itu sekarang dikenal dengan nama Kelapa Tinggi Segedong.

Ketika menyusuri Sungai Kapuas, mereka menemukan sebuah pulau, yang kini dikenal dengan nama Batu Layang, di mana sekarang di tempat itulah Syarif Abdurrahman beserta keturunannya dimakamkan. Di pulau itu mereka mulai mendapat gangguan hantu Pontianak atau Kuntilanak. Syarif Abdurrahman lalu memerintahkan kepada seluruh pengikutnya agar memerangi hantu-hantu itu. Setelah itu, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menyusuri Sungai Kapuas.

Nama Pontianak yang berasal dari bahasa Melayu yang dipercaya ada kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika dia menyusuri Sungai Kapuas. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan di mana meriam itu jatuh, maka di sanalah wilayah kesultanannya didirikan.

Letak pusat pemerintahan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Jami' (kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) dan Istana Kadariah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur.

Kota ini berada di garis khatulistiwa, sehingga dikenal luas sebagai Kota Khatulistiwa (Kota Khatulistiwa). Pusat kota kurang dari 3 km selatan khatulistiwa. Pontianak adalah kota terpadat ke-26 di Indonesia, dan kota terpadat kelima di pulau Kalimantan (Kalimantan) setelah Samarinda, Balikpapan, Kuching dan Banjarmasin. Itu memiliki populasi 672.440 pada Sensus 2021 di dalam batas kota, dengan pinggiran kota yang signifikan di luar batas it.

Kota Pontianak dilalui oleh Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Kedua sungai itu diabadikan dalam lambang Kota Pontianak. Kota ini memiliki luas wilayah 107,82 km2, dan penduduk tahun 2021 berjumlah 672.440 jiwa.

Pontianak atau Khuntien adalah ibu kota provinsi Kalimantan Barat Indonesia, didirikan pertama kali sebagai pelabuhan perdagangan di pulau Kalimantan, menempati area seluas 118,31 km2 di delta Sungai Kapuas pada titik di mana ia bergabung dengan anak sungai utamanya, Sungai Landak. Kota ini berada di garis khatulistiwa, sehingga dikenal luas sebagai Kota Khatulistiwa (Kota Khatulistiwa). Pusat kota kurang dari 3 kilometer (2 mil) selatan khatulistiwa.

Pontianak adalah kota terpadat ke-26 di Indonesia, dan kota terpadat kelima di pulau Kalimantan (Kalimantan) setelah Samarinda, Balikpapan, Kuching dan Banjarmasin.[3] Itu memiliki populasi 658.685 pada Sensus 2020[1] di dalam batas kota, dengan pinggiran kota yang signifikan di luar batas itu.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross