NEWS, IDenesia.id - Hari ini betepatan tanggal 25 Juli mengingatkan kita bangsa Indonesia pada sosok KH Hasyim Asyari, yang merupakan tokoh perjuangan Indonesia sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama yang meninggal dunia pada 25 Juli 1947.
Ulama kharismatik asal Jombang, Jawa Timur ini adalah salah satu sosok dibalik keluarnya Fatwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945. Resolusi Jihad yang mempunyai esensi bahwa berjuang mempertahankan kemerdekaan merupakan kewajiban agama.
Dirangkum dari berbagai sumber, Selasa 25 Juli 2023. Jombang, Kiai Hasyim Asyari dilahirkan dari pasangan Kiai Asy’ari dan Halimah pada hari Selasa kliwon tanggal 14 Februari tahun 1871 M atau bertepatan dengan 12 Dzulqa’dah tahun 1287 H.
Tempat kelahiran beliau berada disekitar 2 kilometer ke arah utara dari kota Jombang, tepatnya di Pesantren Gedang. Gedang merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Tambakrejo, Jombang.
Usai menimba ilmu di wilayah Arab, Kiai Hasyim Asyari pulang ke Jombang untuk kemudian mendirikan Pesantren Tebuireng. Saat mengasuh pesantren, Kiai Hasyim Asyari melalui pendidikan dan dakwah selalu menanamkan nasionalisme dan patriotisme kepada para santri yang kelak meletupkan semangat melawan kolonialisme.
Kiai Hasyim Asyari punya andil besar selama perang kemerdekaan melawan Belanda (1945-1947), terutama yang berkaitan dengan 3 fatwanya yang sangat penting, yakni:
Maka Presiden Soekarno lewat Keputusan Presiden (Kepres) No. 249/1964 menetapkan bahwa KH. Muhammad Hasyim Asy’ari sebagai pahlawan nasional.
Dalam buku ‘Profil Pesantren Tebuireng’ tertulis bahwa tanggal 3 Ramadhan 1366 H (21 Juli 1947 M) jam 9 malam Hadhratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari kedatangan tamu utusan Jenderal Soedirman dan Bung Tomo. Mbah Hasyim menemui utusan tersebut dengan didampingi Kiai Ghufron yang juga pimpinan Laskar Sabilillah Surabaya.
Saat itu, para tamu meminta Kiai Hasyim Asyari untuk mengunggsi. Namun permintaan ini ditolak dan tetap bertahan di Jombang. Kiai Hasyim Asyari meninggal pada 25 Juli, saat mengajar sebuah kitab di hadapan para santrinya usai shalat Shubuh.
Salah satu saksi mata, Kyai Sanusi Lebaksiu Tegal menyatakan, Kiai Hasyim Asyari sedang membacakan kitab tiba-tiba terdiam menundukkan kepalanya. Para santri mengira beliau hanya sedang mengantuk. Tapi setelah salah seorang santrinya mendekat dan memastikan keadaan Kiai Hasyim Asyari telah meninggal dunia.