Wang Ching Wei dan Petugas Kolaborasi Tentara China.(Foto : Wikimedia Commons).

Sejarah Hari Ini, 28 Januari; Perang China – Jepang II Pada Tahun 1932

Publish by Redaksi on 28 January 2023

NEWS, IDenesia.id - Jepang menyerang Shanghai, China Pada tahun 1932. Tentara Tiongkok dan Jepang bertempur dalam sebuah pertempuran singkat pada Insiden 28 Januari di Shanghai. Pertempuran ini menghasilkan demiliterisasi Shanghai, yang melarang Tiongkok untuk menempatkan tentara di kota mereka sendiri.

Di Manchukuo, terdapat sebuah kampanye yang sedang berlangsung untuk mengalahkan tentara sukarelawan yang bangkit karena kekecewaan terhadap kebijakan yang tidak menentang Jepang.

Meski Jepang telah meraih kemenangan pada Perang China-Jepang I, ternyata perseteruan dua negara ini masih berlanjut. Salah satu sebabnya adalah, Jepang menganut paham Hakko Ichiu, sehingga ingin mendominasi negara-negara di Asia Timur Raya, termasuk China, secara politis dan militer.

Perang China-Jepang II berakhir pada 1945, tidak berselang lama setelah menyerahnya Jepang terhadap Sekutu dalam Perang Dunia II.

Perang China-Jepang II berawal dari Insiden Jembatan Marco Polo. Saat itu, tentara Kwantung Jepang sedang berlatih di dekat Kota Wanping, China. Menurut orang Jepang, setelah latihan, ada satu orang tentara yang tidak ikut pulang. Pihak Jepang menyatakan bahwa tentaranya itu diculik oleh pasukan China.

Kejadian tersebut membuat Jepang menuntut pasukan China, yang akhirnya dirundingkan oleh Dewan Politik di Hebei. Namun, pada saat itu, tentara Jepang justru melakukan penembakan di Jembatan Marco Polo. Hal inilah yang melatarbelakangi meletusnya Perang China-Jepang II.

Pada Perang China-Jepang II, Jepang tidak hanya menghadapi orang yang memegang kendali pemerintahan di China saja.  Tetapi juga menghadapi negara-negara Barat, yang sudah lama menanamkan pengaruhnya di Timur, seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Perancis, dan Belanda.

Tak hanya itu, berbeda dengan Perang China-Jepang I yang terjadi di Korea, dalam pertempuran yang meletus pada 1937 ini, pasukan Jepang berhadapan langsung dengan seluruh rakyat China. Meski begitu, dengan waktu relatif singkat, Jepang berhasil menguasai seluruh pantai timur China, termasuk ibu kotanya di Nanjing.

Hal itu memaksa China, yang militernya cukup lemah, memindahkan pusat pemerintahannya ke Hankou. Di sisi lain, semangat nasionalisme dari semua lapisan rakyat China mulai berkobar. Partai Komunis China pun segera mengulurkan tangan untuk bekerja sama dengan pemerintah, yang berasal dari Partai Kuomintang.

Meski sempat unggul, pada akhirnya Jepang tetap tidak mempunyai militer yang cukup banyak untuk menguasai seluruh wilayah China. Ditambah lagi, saat itu tentaranya juga dikerahkan di Pasifik untuk berperang melawan Sekutu dalam Perang Dunia II.

Seperti diketahui, keinginannya untuk membentuk Negara Asia Timur Raya, membuat Jepang tidak hanya menghadapi China, tetapi juga bangsa Barat yang sudah lama bercokol di Asia Tenggara. Pada 14 Agustus 1945, Jepang resmi menyerah tanpa syarat pada pihak Sekutu, setelah dua kotanya dibom atom oleh Amerika Serikat. Beberapa minggu setelahnya, Perang China-Jepang II juga berakhir, karena Jepang tidak memiliki kekuatan lagi untuk melawan China.

Dalam Perang Dunia II, China masuk dalam salah satu dari "The Big Five", bersama Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Perancis. Perang China-Jepang II merupakan perang di Asia terbesar pada abad ke-20. Tidak heran, jika pertempuran ini menimbulkan banyak dampak. Akibat perang ini, China menderita kerugian ekonomi secara langsung sebesar lebih dari 100 miliar dollar AS dan kerugian tidak langsung senilai 500 miliar dollar AS.

Selain itu, lebih dari 35 juta tentara dan rakyat sipil China meninggal dunia dalam Perang China-Jepang II, yang berlangsung selama delapan tahun. Jumlah tersebut diperkirakan setara hampir 8 persen dari total populasi China pada 1928. Sedangkan pihak Jepang diduga kehlangan 1,5 juta tentaranya untuk Perang China-Jepang II.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross