NEWS, IDenesia.id - Hari Kereta Api Indonesia diperingati setiap tanggal 28 September. Peringatan ini sebagai penghormatan terhadap aksi patriotik buruh kereta api yang berhasil merebut kendali Balai Besar Kereta Api Bandung dari tangan penjajah.
Disadur IDenesia dari laman situs resmi Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Sabtu, 28 September 2024, peristiwa ini terjadi setelah kemerdekaan Indonesia, ketika negara belum sepenuhnya mampu mengambil alih pengelolaan perkeretaapian dari Jepang.
Kala itu, para pejuang dan pekerja kereta api yang tergabung dalam Serikat Buruh Kereta Api (SBKA) menggalang aksi untuk mengambil kembali kendali perkeretaapian dari kekuasaan Jepang. Ribuan pegawai dan anggota Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) menduduki Balai Besar Kereta Api di Bandung, yang saat itu dikuasai oleh otoritas Jepang.
Pada 28 September 1945, AMKA mengumumkan bahwa perkeretaapian Indonesia resmi berada di bawah kendali pemerintahan Republik Indonesia. Peristiwa ini juga menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI), yang kemudian mengalami beberapa perubahan nama.
Dari DKARI, berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA), Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA), Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), hingga akhirnya pada tahun 2010 menjadi PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Sejarah perkeretaapian di Indonesia sendiri dimulai pada tahun 1864, ketika Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Sloet van Beele, meresmikan jalur kereta api pertama yang menghubungkan Semarang dengan Surakarta. Proyek ini dikerjakan oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), yang kemudian memicu pembangunan jalur kereta api lain di Pulau Jawa.
Keberhasilan NISM membuat pemerintah Hindia Belanda mendirikan perusahaan kereta api negara, Staatsspoorwegen (SS), yang membangun jalur Surabaya-Pasuruan sepanjang 63 kilometer. Jalur kereta api juga diperluas ke Sumatera melalui perusahaan swasta, Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).
Namun, pada masa penjajahan Jepang, jalur-jalur kereta api di Indonesia dipangkas dan diarahkan untuk pembangunan rel di Myanmar.