NEWS, IDenesia.id - Hari Asma Sedunia atau World Asthma Day diperingati pada hari Selasa pertama bulan Mei setiap tahunnya. Tahun ini jatuh pada tanggal 7 Mei.
Peringatan tahunan ini digelar untuk menyebarkan kesadaran tentang penderita asma. Hal ini diselenggarakan oleh Global Initiative for Asthma (GINA) bekerja sama dengan kelompok layanan kesehatan dan pendidik asma.
Disadur IDenesia dari National Today, Selasa 7 Mei 2024, asma adalah masalah umum dan bukanlah hal baru. Ada penyebutan asma dalam kitab suci dari Tiongkok pada tahun 2600 SM, dan Mesir Kuno juga menyebutkan gejala sesak napas dan gangguan pernafasan.
Hippocrates (460 hingga 370 SM) adalah orang pertama yang menggambarkan kondisi yang ditemukan di Yunani Kuno. Hippocrates adalah orang pertama yang menghubungkan gejala asma dengan pemicu lingkungan dan perdagangan serta profesi tertentu.
Sekitar 100 SM Aretaeus dari Cappadocia menyusun definisi rinci tentang asma. Hal ini serupa dengan cara kita saat ini memahami perkembangan penyakit ini. Bangsa Romawi kuno juga mengeksplorasi kondisi tersebut.
Pada tahun 50 masehi, Pliny the Elder menemukan hubungan antara serbuk sari dan kesulitan bernapas. Dia adalah salah satu orang pertama yang merekomendasikan pendahulu epinefrin, suatu bentuk pengobatan asma yang dapat meredakan dengan cepat.
Pada abad ke-19, dokter Henry H. Salter membuat deskripsi dan gambar medis yang akurat tentang apa yang terjadi di paru-paru selama serangan asma.
Pada tahun 1892, salah satu pendiri Sekolah Kedokteran Johns Hopkins, William Osler, mencatat kesamaan antara asma dan kondisi alergi. Ini termasuk demam, serta sifat genetik dari penyakit ini. Ia juga mencatat pemicu spesifik asma seperti iklim, emosi ekstrem, dan pola makan.
Pada tahun 1980an terdapat pemahaman yang lebih baik mengenai asma sebagai suatu kondisi peradangan. Ini berfokus pada pentingnya sistem kekebalan tubuh. Dokter menyadari perlunya menangani asma meskipun gejalanya tidak muncul.
