Rumah Sakit Stella Maris, Kota Makassar. (Dok/Kemendikbud RI).

Sejarah RS Stella Maris Makassar, Berawal dari Keprihatinan untuk Masyarakat Kelas Bawah

Publish by Redaksi on 5 August 2023

NEWS, IDenesia.id - Siapa sangka, bila Rumah Sakit Stella Maris, adalah satu-satunya rumah sakit tertua di Kota Makassar. Rumah sakit ini juga menjadi yang pertama hadir di tengah-tengah jantung Kota Makassar. Tepatnya di Jalan Penghibur. Letaknya cukup strategis karena berhubungan langsung dengan pusat aktivitas Makassar.

Kehadiran rumah sakit ini ternyata punya sejarah yang cukup pelik. Berawal dari Kongregasi JMJ (Jesus Maria Joseph) yang dimulai dari Sulawesi Selatan sejak 1927 dengan membuka karya pendidikan. Dalam perjalanan waktu, implementasi kebutuhan kedekatan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, kecil dan lemah.

Demikian kisah awal yang dilansir dari laman resmi Rumah Sakit Stella Maris, Sabtu, 5 Agustus 2023. Kondisi itu dianggap sangat membutuhkan perhatian. Maka waktu itu, MGR. Martens, perfek apostolik Makassar berbicara dengan beberapa petinggi atau penjabat di daerah ini akan perlunya dibangun sebuah rumah sakit.

Informasi menggembirakan ini disambut dengan baik oleh para suster JMJ. Maka setelah ada persetujuan dari pimpinan, rumah sakit mulai dibangun meskipun sederhana, namun cukup lengkap serta syarat ruang rawat dalam memenuhi 40 tempat tidur. Pada 2 Agustus 1938, para suster JMJ Komunitas Rajawali mencari tanah di antara Strandsweg (Jalan Penghibur), Jalan Datu Museng dan Arendsweg (Jalan Lamadukelleng).

Tanah itu semula milik De Heer de Munnik. Pada 6 Agustus 1938, pembangunan rumah sakit mulai disiapkan oleh arsitek Fermont Cuypers. Pada 8 Desember 1938, peletakan batu pertama mengawali pembangunan “Kamar Katholiek Ziekenhuis Stella Maris”. Pada tanggal 15 Mei dan 3 Juni 1939, dilaksanakan kegiatan Fancy Fair di lapangan Sekolah Rajawali, sebagai bagian dari usaha mencari dana pembangunan RS Stella Maris.

Tiga tahun pertama dalam usianya, RS Stella Maris memang dikelola serba seadanya. Semuanya masih sangat sederhana, dan jauh dari kata memadai. Kecuali mentalitas dan spiritualitas para suster untuk melayani pasien. Saat itu didatangkanlah dokter dari RS Tentara (Dr. Smith). Dalam waktu singkat, banyak masyarakat yang memanfaatkan pelayanan kesehatan RKZ Stella Maris.

Awal berdirinya RKZ Stella Maris telah mendapat tempat dan penghormatan dihati masyarakat. Tahun 1942-1945, Balatentara Jepang datang dan kemudian merebut rumah sakit ini. Para suster berkebangsaan Belanda diinternir di Kamp Kampili (Bili-Bili), yang berkebangsaan Indonesia dipulangkan ke keluarganya.

RS Stella Maris bahkan harus berganti nama menjadi “Makassar Minseibu Bioing”. Pada zaman ini peperangan menyebabkan rumah sakit mengalami masa sukar, obat obatan kurang, persediaan sandang pangan menipis. Keadaan ini mencapai klimaksnya pada awal 1943. Kota Makassar dibom sekutu.

Mayat-mayat di lorong lorong rumah sakit hingga di kamar mayat. Selama masa pendudukan RS Stella Maris dipimpin oleh dr. Azzuma berkebangsaan Jepang. Setelah Perang Dunia II berakhir dan Jepang menyerah pada sekutu, pendudukan Jepang atas RS Stella Maris pun berakhir. Jepang pergi, namun kemudian tentara Sekutu dibawah pemerintah Hindia Belanda membentuk Negara Indonesia Timur (NIT).

RS Stella Maris beralih tangan dan menjadi rumah sakit pemerintah. Pada 1 Januari 1946, dr.H.A.P.C Oomen ditempatkan pemerintah sebagai Direktur RS Stella Maris dan dr. J.L Makalew sebagai Wakil Direktur. Banyak dokter-dokter yang didatangkan untuk praktek di RS Stella Maris pada masa ini.

Tahun 1947-1948, meskipun keadaan RS Stella Maris berangsur pulih namun rumah sakit belum dikembalikan kepada pemiliknya yang sah, yakni Suster-suster JMJ. Atas desakan para tokoh umat dan para suster, dr.H.A.P.C Oomen selaku direktur menuliskan surat kepada pemerintah, diteruskan ke Departemen kesehatan NIT, agar RS Stella Maris dikembalikan kepada para suster JMJ.

Untuk mendorong terelisasinya pengembalian ini, dibentuk suatu komisi. Banyak kendala dihadapi dalam pengurusan ini. Mr. Teng Tjin Leng dan Moeder Theophile terus berjuang dengan gigih, akhirnya pemerintah NIT menyetujui pengembalian RS Stella Maris kepada para suster JMJ.

Tidak lama setelah pengembalian kepada sang pemilik, RS Stella Maris harus berbenah diri. Pada 1948 dr. J.L Makalew diangkat menjadi direktur. Pada masa ini para dokter asing telah kembali ke negeri mereka. Rumah Sakit Stella Maris kemudian mendatangkan dokter-dokter dari pulau Jawa. Hingga akhir tahun 60an jumlah dokter ahli masih kurang namun terus dilakukan upaya perbaikan.

Kini RS Stella Maris menjadi salah satu rumah sakit favorit sebagian masyarakat di Kota Makassar. Seiring dengan perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi, rumah sakit di Makassar juga mulai menjamur. Namun, sejarah RS Stella Maris tak akan pernah dilupakan. 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross