Ilustrasi tradisi Halalbihalal di Indonesia (Foto: Shutterstock)

Sejarah Tradisi Halalbihalal, Perayaan Idul Fitri Khas Indonesia

Publish by IDenesia on 11 April 2024

NEWS, IDenesia.id - Tradisi Halalbihalal telah menjadi sesuatu yang tak bisa lepas dari perayaan Hari raya Idul Fitri di Indonesia. Biasanya, Halalbihalal dilakukan dengan bersilaturahmi mengunjungi orang-orang terdekat, seperti tetangga dan sanak saudara, untuk saling bersalaman dan bermaaf-maafan.

Namun, tahukah Anda bahwa kata Halalbihalal berasal dari Bahasa Arab, dan telah diserap ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia?

Menurut KBBI, Halalbihalal memiliki dua arti. Pertama ialah hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan. Kedua, yakni bentuk silaturahmi dengan cara bersalam-salaman dan makan bersama.

Sementara itu, dalam Bahasa Arab, Halalbihalal diambil dara kata Halla atau Halala, yang berarti penyelesaian masalah, meluruskan benang kusut, mencairkan yang beku, atau melepaskan ikatan yang membelenggu.

Tradisi satu ini merupakan salah satu kebiasaan lebaran Idul Fitri yang unik dan khas Indonesia. Asal-usul kemunculannya pun ternyata memiliki sejarah yang panjang, lho.

Dilansir IDenesia dari laman Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI, Kamis, 11 April 2024, ada beberapa versi tentang asal-usul dan sejarah tradisi Halalbihalal di bumi Nusantara. Konon, kegiatan Halalbihalal, sudah ada sejak masa Mangkunegara I, lahir 08 April 1725, atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa.

Kala itu, setelah shalat Idul Fitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan dengan para raja, punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.

Pada pertemuan tersebut, dilakukan pula tradisi sungkeman dan saling bermaaf-maafan satu sama lain. Semua punggawa dan prajurit melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri sebagai bentuk penghormatan dan permohonan maaf.

Apa yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa ini kemudian ditiru oleh organisasi-organisasi Islam dengan istilah Halalbihalal.

Sumber lain juga menyebutkan tradisi Halalbihalal bermula dari para pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935-1936. 

Kala itu, martabak masih menjadi makanan baru bagi masyarakat Indonesia. Para pedagang martabak ini mempromosikan dagangannya dengan kata-kata 'martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal'. 

Sejak saat itulah istilah Halalbihalal mulai populer di masyarakat Solo. Masyarakat kemudian menggunakan istilah ini berbagai kegiatan lain di Sriwedari hingga acara silaturahmi di hari lebaran.

Selanjutnya, ada pula versi lain yang menyebutkan bahwa kata Halalbihalal diperkenalkan oleh KH Abdul Wahab Hasbullah pada tahun 1948. Dia adalah seorang ulama pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

KH Wahab memperkenalkan istilah Halalbihalal kepada Bung Karno sebagai bentuk silaturahmi antar-pemimpin politik. Hal ini karena pada masa itu kondisi nasional masih dalam konflik dengan Belanda.

Atas saran KH Wahab, Presiden Soekarno kemudian mengundang seluruh tokoh politik untuk datang ke Istana Negara pada hari raya Idul Fitri tahun 1948. Pertemuan itu pun diberi judul "Halalbihalal".

Di dalam acara tersebut, para tokoh politik duduk bersama dalam satu meja untuk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa ke depannya. Setelahnya, berbagai instansi pemerintah pun menyelenggarakan acara Halalbihalal hingga akhirnya menjadi tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia secara luas.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross