NEWS, IDenesia.id - Walaa Hammad telah menemukan ceruk pasar dengan memperbaiki telepon seluler dari rumahnya, menawarkan layanan kepada perempuan lain di daerah konservatif Palestina, Gaza, yang takut membiarkan teknisi pria mengakses foto dan akun media sosial mereka.

Hammad mendirikan bisnisnya dengan bantuan 'Amjaad for Community Creativity and Development', sebuah organisasi non-pemerintah yang bertujuan melalui lokakarya dan kegiatan lain untuk memberdayakan lulusan perempuan yang menganggur dan membantu mereka mendapatkan pekerjaan.

Kesempatan ekonomi di Jalur Gaza yang diblokade, di mana separuh penduduknya menganggur, sulit didapat, terutama bagi perempuan. Namun terkadang, menjadi seorang wanita bisa menjadi keuntungan tersendiri.

"Ada privasi bagi perempuan untuk datang dan memperbaiki ponsel mereka. Bahkan para pria pun bisa datang dan meminta saya untuk memperbaiki ponsel istri dan saudara perempuan mereka karena mereka khawatir dengan privasi dan foto-foto mereka," kata Hammad.

Israel mempertahankan kontrol ketat atas perbatasan darat dan laut Gaza, dengan alasan masalah keamanan yang terkait dengan Hamas, kelompok Islamis yang menguasai wilayah pesisir. Mesir juga membatasi pergerakan keluar masuk Gaza di perbatasannya. Dikutip IDenesia.id dari laman Reuters, Rabu 5 Juli 2023.

Pembatasan tersebut telah menghancurkan ekonomi Gaza dan membuat banyak perempuan Gaza, seperti Hammad, berjuang untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah.

Menyoroti tantangan yang dihadapi perempuan Gaza, LSM yang membantu Hammad mengatakan bahwa mereka awalnya menawarkan untuk melatih 10 perempuan dan terkejut ketika sekitar 1.600 perempuan mengajukan permohonan bantuan.

Tetangga Hammad, Wafaa Abu El-Hanoud, adalah salah satu pelanggan pertamanya.

"Anda tidak bisa memastikan seorang pria tidak akan membuka telepon, melihat foto-foto dan mengobrol. Tapi dari satu perempuan ke perempuan lain, lebih aman."