Osama hamdan (Foto: MNA)

Sergap 15 Tentara Israel, Hamas: Mereka hanya Bisa Membunuh Warga Sipil

Publish by Redaksi on 13 October 2024

NEWS, IDenesia.id—Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengumumkan bahwa mereka telah membunuh dan melukai anggota patroli Israel yang beranggotakan 15 orang dengan meledakkan alat peledak yang kuat di Kota Gaza utara.

Dalam sebuah pernyataan pers, Brigade tersebut mengatakan bahwa pasukan mereka menargetkan patroli Israel saat mereka mencoba menyerbu sebuah rumah di sebelah barat kamp Jabalia di Gaza utara.

Sebagaimana dilansir IDenesia dari China.org.cn, Minggu, 13 Oktober 2024, Brigade al-Qassam mengatakan anggota patroli Israel tersebut tewas atau terluka. Namun, mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut. Tentara Israel belum mengomentari insiden tersebut.

Dalam pernyataan terpisah, Brigade tersebut mengklaim bahwa pasukan mereka juga menembaki sekelompok tentara Israel di sebelah timur kamp Jabalia dengan tembakan mortir, dan menargetkan tank Merkava Israel dengan rudal di daerah Tawam di sebelah utara Kota Gaza. Brigade tersebut tidak menyebutkan korban dari kedua serangan tersebut.

Serangan mematikan ini dilakukan Brigade al-Qassam di tengah operasi besar-besaran oleh tentara Israel di Jabalia dan daerah sekitarnya selama sekitar seminggu.

Sementara itu, Osama Hamdan, perwakilan senior Hamas yang berbicara di Lebanon menegaskan, rezim Israel tidak mampu menghadapi dan sudah gagal mematahkan perlawanan Hamas serta pejuang Palestina lainnya di Jalur Gaza.

Osama Hamdan menyampaikan pernyataan tersebut kepada jaringan televisi Al Jazeera Qatar pada hari Sabtu waktu setempat. Menurutnya, tentara pertahanan Israel (IDF) hanya membunuh warga sipil.

“Pendudukan tidak melawan Perlawanan, namun mencoba membunuh rakyat [sipil]. Pendudukan membunuh warga sipil dengan dalih menghadapi Perlawanan,," tegsnya sebagaimana dilansir IDenesia dari MNA, Minggu, 13 Oktober 2024.

Ia menekankan bahwa kebrutalan Israel tidak akan membawa hasil bagi rezim tersebut. “Solusinya terletak pada rakyat Palestina mendapatkan kembali hak-hak mereka dan mendirikan negara mereka,” ujarnya.

Di bagian lain pidatonya,, ia mengatakan Israel saat ini fokus pada daerah-daerah yang terletak di utara Gaza, termasuk kamp pengungsi Jabalia yang telah mengalami eskalasi dan pengepungan brutal.

“Apa yang terjadi di Jalur Gaza utara adalah operasi genosida. Musuh telah mencegah pasokan makanan memasuki wilayah utara selama 10 hari. Keputusan musuh adalah mengepung Jabalia dalam waktu lama hingga menguras tenaga masyarakat karena kelaparan dan kehausan. Apa yang terjadi di kamp Jabalia adalah kejahatan terhadap kemanusiaan,” tegasnya.

Otoritas Pertahanan Sipil di Gaza memperingatkan pada hari Sabtu bahwa 200.000 warga Palestina di Jabalia menghadapi risiko kematian baik akibat penembakan Israel maupun karena kelaparan dan kehausan, di tengah blokade darat yang telah berlangsung selama tujuh hari berturut-turut.

Juru bicara Mouhammed Bassil mengatakan bahwa tentara Israel tidak mengizinkan tim medis dan personel pertahanan sipil memperoleh bahan bakar dan pasokan medis, yang berdampak negatif pada situasi warga yang terkepung.

Bassil meminta organisasi internasional untuk memenuhi tugas kemanusiaan mereka guna melindungi penduduk Jabalia di Gaza utara.

Sementara itu, Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa meningkatnya kekerasan di Gaza utara memberikan dampak buruk pada ketahanan pangan bagi ribuan keluarga Palestina. Mereka mencatat bahwa penyeberangan utama ke utara telah ditutup dan tidak ada bantuan pangan yang masuk sejak 1 Oktober.

Dalam sebuah pernyataan, WFP mengatakan titik distribusi makanan, serta dapur dan toko roti di Gaza utara, terpaksa ditutup karena serangan udara, operasi darat militer, dan perintah evakuasi. Satu-satunya toko roti yang berfungsi di daerah tersebut, yang didukung oleh WFP, terbakar setelah terkena amunisi peledak.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross