Tugu Perjuangan 7 Februari Pagatan (Foto : banjarmasinpostwiki.com/man hidayat).

Setiap Tanggal 7 Februari Masyarakat di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan Memperingati Hari Perlawanan Terhadap Para Penjajah

Publish by Redaksi on 7 February 2023

NEWS, IDenesia.id -  Tanggal 7 Februari menjadi salah satu hari bersejarah bagi masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Sebuah pertempuran dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia terjadi di Pagatan pada 7 Februari 1946.

Perjuangan masyarakat dalam menjaga kedaulatan wilayahnya dari penjajah ini telah merenggut 38 jiwa. Untuk mengingat perjuangan para pahlawan yang telah gugur, pemerintah kabupaten Tanah Bumbu menetapkan tanggal 7 Februari sebagai Hari Pahlawan. Selain mengenang jasa para pahlawan, adanya peringatan ini juga diharapkan dapat menjadi pengingat dan penyemangat semua pihak agar dapat mengisi pembangunan di kabupaten Tanah Bumbu.

Pada hari ini, kantor-kantor instansi pemerintahan akan menggelar upacara peringatan. Selain upacara, peringatan ini diisi dengan doa bersama dan acara tabur bunga bersama keluarga pahlawan yang gugur dan para veteran. Pemerintah juga telah membangun Tugu Pahlawan 7 Februari di Pagatan untuk mengingatkan kepada generasi muda bahwa telah terjadi peristiwa heroik melawan penjajah Belanda di daerah tersebut.

Pada tahun 1946, satu tahun setelah Indonesia merdeka, para penjajah masih bernafsu menguasai sebagian wilayah Indonesia. Saat itu, kawasan pesisir tenggara Kalimantan dinilai sangat strategis untuk menjadi markas baru para penjajah. Namun, rencana ini sudah terdengar lebih dahulu oleh masyarakat Pagatan.

Dipimpin HM Nurung, masyarakat Pagatan sudah siap dengan berbagai senjata tradisional yang mereka miliki seperti bambu runcing dan keris. Bahkan, mereka juga memanfaatkan senjata rampasan perang seperti granat dan senapan.

Namun, pihak Belanda paham betul bahwa mereka tak mudah untuk menaklukkan para pemuda Pagatan yang memiliki militansi yang kuat untuk menjaga wilayah dari ancaman pihak asing. Tentara Belanda juga tak mungkin mampu menaklukkan masyarakat Pagatan jika mereka tak merapat ke bibir pantai.

Oleh karena itu, tentara Belanda merancang strategi baru agar mereka dapat masuk ke wilayah pantai Pagatan dengan lebih mudah. Mereka memanfaatkan lemahnya sebagian masyarakat lokal yang masih tergiur dengan iming-iming harta dari pihak Belanda. Akhirnya, dengan strategi licik ini tentara Belanda berhasil memasuki Pantai Pagatan.

Dari jauh, masyarakat Pagatan melihat bendera merah putih berkibar dari atas sekoci. Ini tentu mengejutkan, sebab warga Pagatan mengira bahwa orang-orang yang ada di sekoci adalah tentara Belanda yang ingin menyerang mereka. Tetapi, perkiraan ini meleset. Mereka yang datang juga warga Indonesia.

Dari sekoci, mereka juga berteriak bahwa kapal perang besar tersebut adalah milik orang Indonesia, sehingga mereka tak perlu khawatir dengan adanya peperangan. Namun, karena rasa persaudaraan yang kuat dan kentalnya sifat prasangka baik terhadap sesama, masyarakat Pagatan tidak menaruh curiga sedikit pun. Mereka tidak memperhitungkan kemungkinan yang terjadi kemudian.

Setibanya kapal perang itu dibibir pantai, rakyat Pagatan dikejutkan dengan serangan tiba-tiba yang berasal dari kapal besar. Akhirnya, HM Nurung dan ratusan prajurit tewas karena tak sempat melarikan diri. Ratusan pejuang itu dimakamkan di makam pahlawan, Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu.

Momen inilah yang setiap tahun diperingati oleh masyarakat Tanah Bumbu. Namun, menurut saksi sejarah, Fadli Zour, perjuangan masyarakat Pagatan agar 7 Februari diakui sebagai hari pahlawan oleh pemerintah daerah tidaklah mudah. Namun, hari ini Fadli Zour merasa sangat bahagia karena pemerintah sudah menetapkan 7 Februari sebagai hari pahlawan yang sudah menjadi jadwal tetap Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu.

Berikut nama pahlawan yang gugur dalam perang 7 Februari 1946 di Pagatan :

  • Haji Muhammad Nurung
  • Muhammad Khuzalifah/La Capa
  • Abdurahim
  • La Sennung
  • La Ongke
  • La Patiroi
  • La Dewa
  • Daeng Patompo/Pua Tengah
  • La Rambang
  • La Gebe’
  • La Natong
  • La Baita/Ambo Tore
  • Abdurahman
  • La Gante/Ambo Muhayyang
  • Daeng Massiring
  • La Amassaude’
  • Muhayyang/La Tenga
  • La Kamile
  • Muhammad Sanusi/Ambo Muluking
  • La Beddu/Wa Mide
  • La Tunggang
  • Abdul Kadir/Pua Ade
  • La Beddong
  • La Muda
  • La Temmi/Ambo Dokkeng
  • Haji Abdul Muin
  • Muhammad Dahlan/La Dalang
  • La Kandecong/Wa Ceddung
  • La Warekk’keng/Wa Naka
  • La Huje
  • La Masseed’de/Ambo Maremmang
  • La Semmag’ga/Wa’na La Semmang
  • La Dandu
  • Anang Panangah
  • La Saleng
  • Lemmang

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross