Ilustrasi, anak-anak bermain layangan. (Foto: Ayo Bandung).

Siondang Kepa’, Tradisi Berburu Layangan Anak-anak Makassar dan Beragam Keseruannya

Publish by Redaksi on 23 September 2023

NEWS, IDenesia.id - Kenangan masa kecil adalah sesuatu yang cukup sulit untuk dilupakan. Dia akan selalu ada dan tersimpan di dalam memori setiap orang. Yang sulit adalah, mengembalikan dan mewujudkan kenangan itu menjadi sesuatu yang selalu kita inginkan. 

Di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ada sebuah tradisi saat musim layang-layang tiba. Momen ini selalu menjadi keseruan khususnya bagi anak-anak. Mereka, biasanya akan berkumpul di suatu titik menunggu orang-orang sekitar yang tengah bermain layangan, beradu dengan layangan milik orang yang lainnya. 

Dilansir dari berbagai sumber, biasanya aktivitas ini gemar dilakukan di lapangan sepak bola, tanah lapang atau lokasi yang jauh dari gedung-gedung tinggi dan tiang-tiang listrik. Itu untuk mengantisipasi jangan sampai layangan nyangkut di atas atap atau bahkan benangnya menggulung di kabel-kabel listrik. 

Nah, bila kedua belah pihak telah bersepakat untuk saling beradu layangan, berarti itu menjadi penanda baik bagi anak-anak untuk berburu layangan yang putus. Beradu layangan di Makassar disebut sebagai patappu yang dalam bahasa Indonesia berarti beradu untuk saling memutuskan layangan.

Momen inilah yang menjadi klimaks dari proses duel di udara. Saat salah satu dari layangan yang diadu putus, anak-anak hingga orang dewasa bahkan saling berlomba untuk mendapatkan benang dari layangan yang putus. Proses perburuan layangan inilah yang biasa disebut sebagai siondang kepa’. 

Siodang berarti saling mengejar atau berburu. Sementara kepa’ adalah layangan putus yang terbang seiring dengan arah angin. Tak jarang siondang kepa’ ini juga diwarnai dengan beragam insiden. Mulai dari menabrak pagar rumah orang karena saling berebut, hingga salah satu dari orang yang mengejar jatuh dalam selokan. 

Angin biasanya membawa layangan yang kepa’ ke arah pemukiman warga bila lokasi adu layangannya tak jauh dari lingkungan padat penduduk. Insiden kocak itu kerap terjadi karena orang yang mengejar, hanya fokus untuk bagaimana meraih benang dari layangan yang putus. 

Tujuan inilah yang menjadi momen paling berharga dari semua proses adu layangan. Di Makassar saat ini, kebiasaan siondang kepa’ sudah jarang lagi ditemukan. Meskipun masih ada beberapa wilayah di sekitar kota yang tanpa sadar masih mempertahankan tradisi ini bila musim layang-layang tiba. 

Sebuah penelitian yang dilakukan William Chopik, asisten profesor di Michigan State University dan kolega yang dipublikasikan dalam jurnal Health Psychology, menunjukkan bahwa pengalaman indah di masa kecil cenderung lebih jarang mengalami depresi dan penyakit kronis. 

Menurutnya, ingatan memainkan peran dalam membentuk cara memandang kehidupan, mengatur pengalaman untuk bertindak di masa depan. Riset tersebut juga menjelaskan bahwa kenangan bahagia berdampak pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan psikologis yang membantu seseorang membuat pilihan yang tepat dalam hidup.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross