Penampakan Lalat. (Foto: Enesis).

Sisi Lain Lalat: Bisa Bantu Tim Forensik Ungkap Kasus Kematian

Publish by Redaksi on 6 September 2023

NEWS, IDenesia.id - Peran lalat pada kehidupan manusia banyak berpengaruh buruk pada kesehatan. Yaitu sebagai vektor mekanik yang dapat membawa penyakit. Penularan penyakit ini terjadi secara mekanis, melalui kulit tubuh dan kaki-kakinya yang kotor merupakan tempat menempelnya mikroorganisme penyakit dari sampah. Kemudian terjadi perpindahan mikroba ketika lalat hinggap pada makanan sehingga dapat menyebabkan penyakit.  

Tapi tahukah kita bahwa lalat ternyata punya sisi lain yang dapat membantu peran otoritas negara dalam mengungkap suatu peristiwa. Dalam dunia entomologi forensik, peran lalat tidak boleh dianggap remeh. Lalat memiliki kontribusi penting yang seringkali terlupakan dalam mengungkap misteri kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana lalat dapat menjadi alat yang berharga dalam menentukan perkiraan waktu kematian dalam kasus forensik.

Perkiraan waktu kematian adalah salah satu elemen kunci dalam investigasi forensik. Informasi ini seringkali menjadi poin kunci dalam penyelidikan polisi, membantu mengonfirmasi alibi seseorang, dan mengarah pada penyusutan daftar tersangka. Memiliki daftar tersangka yang tepat dapat menghemat waktu, sumber daya, dan anggaran dalam penyelidikan.

Dilansir dari laman resmi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Makassar, Rabu, 6 September 2023, entomologi forensik adalah cabang ilmu yang memanfaatkan serangga sebagai alat untuk mengevaluasi aktivitas mereka. Teknik-teknik khusus digunakan untuk memahami peran serangga dalam memperkirakan waktu kematian, menilai periode peninggalan mayat, dan menentukan apakah mayat telah dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain.

Lalat, sebagai salah satu serangga utama dalam entomologi forensik, memiliki kecenderungan untuk meletakkan telur pada mayat, terutama dalam lubang tubuh atau luka terbuka. Praktik ini dapat mengubah penampilan luka atau merusak daerah sekitarnya. Biasanya, telur lalat akan ditemukan di mayat segera setelah kematian, terutama saat siang hari. 

Dengan demikian, jika hanya telur yang ditemukan di mayat dan mayatnya tidak dipindahkan, kita dapat mengestimasi kematian berkisar antara satu hingga dua hari setelahnya. Meskipun angka ini dapat bervariasi tergantung pada faktor seperti suhu, kelembaban, dan spesies lalat yang terlibat. Setelah telur menetas, larva akan berkembang dan tumbuh hingga mencapai tahap pupa.

Serangga yang tertarik pada mayat dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori. Pertama, spesies nekrofagus yang memakan jaringan tubuh mayat, kemudian kelompok predator dan parasit yang memakan serangga nekrofagus dan terakhir adalah, kelompok spesies omnivora yang memakan baik jaringan tubuh mayat maupun serangga lainnya. 

Dari ketiga kelompok ini, spesies nekrofagus menjadi yang paling kritis dalam perkiraan waktu kematian, tergantung pada waktu dan spesies serangga yang terlibat. Serangga dapat datang, makan, dan berkembang biak segera setelah kematian, dan seiring dengan proses pembusukan, berbagai generasi serangga dapat menetap pada tubuh mayat.

Dengan demikian, lalat dan serangga lainnya memainkan peran penting dalam membantu ahli forensik mengungkap rahasia yang terkandung dalam waktu kematian. Penelitian ini memungkinkan kita untuk lebih memahami bagaimana serangga dapat digunakan sebagai alat untuk mengungkap kebenaran dalam kasus forensik.

Manusia dalam aktivitasnya menghasilkan limbah padat berupa sampah rumah tangga maupun limbah biologis berupa kotoran manusia (feses). Sampah maupun feses perlu diuraikan agar tidak menumpuk dan menjadi masalah baru.  Di sini lalat akan meletakkan telur karena dekat dengan sumber makanan dan selanjutnya menetas menjadi larva yang akan mengurai sampah maupun feses, hasil penguraiannya akan diserap oleh tanah.

Sumber: KKP Kelas 1 Makassar

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross