Siswi SMAN 5 Surabaya, Nathania meraih juara satu kompetisi sains Taiwan International Science Fair (TISF) 2023.

Siswi SMAN 5 Surabaya Sabet Juara 1 dalam Kompetisi Sains Kesehatan di Taiwan

Publish by Redaksi on 21 February 2023

NEWS, IDenesia.id - Prestasi membanggakan oleh siswi Indonesia datang dari Jawa Timur. Siswa SMAN 5 Surabaya bernama Nathania berhasil mendapatkan posisi juara pertama dalam gelaran internasional di Taiwan. Perlombaan ini adalah Taiwan International Science Fair (TISF) 2023, dengan bidang yang ia menangkan adalah medicine and health science.

Kompetisi ini sendiri dilakukan secara luring di National Taiwan Science Education Center (NTSEC) yang berasal di Taipei pada 5-11 Februari 2022 dengan total 22 negara yang berpartisipasi mengirimkan siswa-siswi terbaiknya agar bisa bersaing memberikan hasil yang terbaik.

Dalam ajang ini, Nathania berhasil mengalahkan para siswa berprestasi yang berasal berbagai negara. Mulai dari Amerika Serikat, Swiss, Meksiko, Brazil, Italia, Republik Ceko, Afrika Selatan, Turki, Luksemburg, dan negara-negara lainnya.

Hal ini tentunya jadi salah satu prestasi yang membanggakan untuk Indonesia sekaligus menunjukkan bahwa memang pelajar di Indonesia bisa punya prestasi yang membanggakan untuk unjuk gigi di kancah dunia.

Sejak kecil, Nathania adalah seorang anak yang memang sangat tertarik dalam bidang sains, tepatnya ketika bangku Sekolah Dasar (SD), khususnya dalam bidang kesehatan yang ranah keilmuannya bisa menyembuhkan berbagai penyakit yang diderita orang-orang.

Salah satu hal yang ia praktikkan ketika kecil adalah membuat masker jahe untuk menyembuhkan sinusitisnya. Sejak saat itu, keinginannya semakin kuat untuk mendalami ranah kesehatan.

Sebelum mengikuti perlombaan dari TISF 2023 di Taiwan ini, ia sudah mengikuti ajang Asean Youth Research Innovation Summit (AYRIS) di 2022 silam. Ketika itu, ia melukan penelitian mengenai silver moringa berbahan ekstra kelor yang diharapkan bisa mengobati tifus dari bakteri salmonela.

Hasilnya, pada AYRIS 2022 tersebut ia berhasil menyabet medali perak atau juara kedua dalam ajang tersebut.

Setelah mendapatkan penghargaan tersebut, ia optimis untuk mengikuti TISF 2023 dan mengembangkam lebih jauh penelitiannya tersebut.

Yang mana, setelah ia riset lebih jauh, ternyata ekstrak kelor juga bisa berguna untuk mengobati MRSA, sebuah bakteri patogen yang tergolong sangat mematikan. Bakteri ini sendiri muncul dari penggunaan antibiotik yang terlalu banyak di ruang ICU.

Sebenarnya, obat untuk MRSA ini sudah ada. Tapi harganya sangat mahal karena satu tabletnya dihargai 1,4 juta rupiah. Hal ini pastinya akan memberatkan bagi pasien.

HIngga akhirnya, penelitiannya yang berjudul Silver Moringa Cloth; Silver Nanoparticle Fabric Based on Moringa Extract (Moringa Oleifera) as Antibacterial Agent Againts Methiclin Resistant Staphylococcus berhasil jadi yang terbaik pada TISF 2023.

Diceritakannya kepada beritajatim.com, sebelum berkompetisi ia juga sempat diminta untuk menyerah oleh tim Indonesia. Sebab, elektron mikroskop yang berfungsi sebagai alat penting dalam penelitiannya hanya ada di Universitas Negeri Malang (UM), sementara waktunya sangat mepet untuk mendapatkannya.

“Saya nekat waktu itu. Jam 4 sore sudah tutup laboratoriumnya. Jam 2 berangkat dari Surabaya. Selama perjalanan udah saya pasrah, pokoknya ada usaha. Puji syukur masih bisa kekejar,” ujarnya.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross