Logo Spotify (Foto: Spotify)

Spotify Dikabarkan Akan PHK 1.500 Tenaga Kerjanya

Publish by Redaksi on 6 December 2023

NEWS, IDenesia.id - Platform penyedia streaming musik Spotify menjadi perusahaan selanjutnya yang merasakan dampak ekonomi belakangan ini. Perusahaan tersebut dilaporkan akan memangkas sekitar 17% tenaga kerja globalnya.

Dari total 9.000 staf perusahaan asal Swedia ini, angka 17% berarti mewakili setidaknya 1.500 orang yang akan terdampak dalam rencana lay-off ini.

CEO Spotify, Daniel Ek, mengatakan bahwa hal ini merupakan dampak dari pertumbuhan ekonomi yang melambat secara dramatis, sebagaimana dilansir IDenesia dari laman Deadline, Rabu, 6 Desember 2023.

Tahun ini mungkin menjadi tahun yang berat bagi Spotify, sebab pada awal tahun ini, mereka sempat mengumumkan akan melakukan pengurangan karyawan sebanyak 6% pada bulan Oktober, namun rupanya angka tersebut harus naik hingga tiga kali lipat.

Sang CEO mengklaim keputusan ini bukan merupakan sebuah langkah mundur bagi perusahaannya, melainkan merupakan sebuah reorientasi strategis. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek New York ini memperkirakan akan mengeluarkan biaya hingga $158 juta (sekitar Rp2.4 triliun ) pada kuartal fiskal keempat tahun 2023, utamanya terkait pembayaran pesangon dan penurunan aset real estat.

"Selama dua tahun terakhir, kami telah memberikan penekanan yang signifikan dalam membangun Spotify menjadi bisnis yang benar-benar hebat dan berkelanjutan," tulis Ek dalam sebuah pernyataan di laman blog resmi Spotify.

"Meskipun kami telah membuat langkah yang layak, seperti yang telah saya sampaikan berkali-kali, kami masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan. Pertumbuhan ekonomi telah melambat secara dramatis dan modal menjadi lebih mahal. Spotify tidak terkecuali dari kenyataan ini," lanjut tulisan tersebut.

Berita ini tentunya akan menjadi sebuah kabar pahit bagi para staf yang terdampak, apalagi, diketahui bahwa laporan keuangan pada kuartal ketiga perusahaan mencatat kinerja para staf dalam membendung kerugian operasional yang sebelumnya terjadi pada kuartal kedua, adanya laba, serta kenaikan pendapatan dari tahun ke tahun.

"Saya menyadari bahwa bagi banyak orang, pengurangan sebesar ini akan terasa sangat besar mengingat laporan pendapatan yang positif baru-baru ini dan kinerja kami," tulis Ek masih dalam rilis yang sama.

Ia juga menuliskan bahwa para staf yang terdampak akan menerima pesangon selama lima bulan, perawatan kesehatan, dan beberapa benefit lainnya.

Sebelumnya, Spotify bukanlah perusahaan pertama yang melakukan pemangkasan staf besar-besaran belakangan ini. Beberapa perusahaan seperti Amazon, Microsoft, Meta, X, dan sejenisnya juga telah melakukan pengurangan tenaga kerja untuk menata ulang bisnis mereka dengan berbagai alasan, sebagian besar terkait dengan lingkungan media yang berkembang setelah pandemi.

“Sama seperti tahun 2023 yang menandai babak baru bagi kami, begitu pula tahun 2024 seiring dengan upaya kami untuk membangun Spotify yang lebih kuat lagi,” tutup Ek dalam pernyataan tersebut.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross