Operasi pencarian di Mundakkai. (Foto: Reuters)

Sudah 365 Tewas, Longsor Kelara Dipicu Pembangunan Ratusan Resor Wisata

Publish by Redaksi on 4 August 2024

NEWS, IDenesia.id—Tanah longsor yang melanda distrik Wayanad di Kerala, India Selatan dilaporkan sudah menewaskan 365 orang. Angka korban ini adalah yang terburuk sejak kematian 400 orang akibat banjir di Kelara pada tahun 2018.

Para ahli menyoroti peran pariwisata dalam tragedi di negara bagian Kerala ini. Mereka mengatakan pembangunan ratusan resor wisata telah meningkatkan risiko bencana alam di wilayah itu.

Longsor melanda distrik Wayanad tepat setelah tengah malam pada hari Selasa, menghancurkan ratusan rumah, jalan, jembatan dan resor wisata.

Para pejabat pada Rabu menyebut jumlah kematian sebanyak 93 orang. Namun, angka korban tewas itu meningkat dengan cepat.

Menurut Asianet News, saat ini, ada 365 kematian akibat bencana itu. Sementara Times Of India menyebutkan angkanya sedikit lebih rendah, yaitu 358.

Di daerah yang terkena dampak paling parah, Desa Mundakkai, 205 orang – hampir semuanya penduduk setempat – dilaporkan tewas, dan banyak lagi yang hilang.

Seorang pejabat setempat sebagaimana dilansir IDenesia dari Sky News, Minggu, 4 Agustus 2024 mengatakan, Mundakkai dan daerah sekitarnya memiliki hampir 700 resor, homestay, dan stasiun zip-lining yang menarik wisatawan.

Para ahli mengatakan beberapa laporan pemerintah memperingatkan pembangunan berlebihan di kawasan yang sensitif secara ekologis akan meningkatkan risiko bencana alam. Itu karena tutupan hutan yang menyerap hujan akan hilang sementara aliran air alami akan terhambat.

“Wayanad sudah tidak asing lagi dengan hujan lebat seperti itu. Aktivitas pariwisata yang tidak terkendali di Wayanad adalah faktor terbesar di balik memburuknya bencana tersebut," kata N Badusha, kepala LSM perlindungan lingkungan setempat.

Para ahli mengatakan, peringatan akan potensi bencana akibat aktivitas wisata tersebut diabaikan atau hilang di pemerintahan.

“Pariwisata telah memasuki wilayah rentan yang sensitif secara ekologis, padahal hal tersebut tidak seharusnya terjadi,” ujar N Badusha.

Tahun lalu, lebih satu juta wisatawan domestik dan asing berkunjung ke Wayanad. Angka itu hampir tiga kali lipat jumlah wisatawan pada tahun 2011, ketika sebuah laporan pemerintah memperingatkan terhadap pembangunan yang berlebihan.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross