NEWS, IDenesia.id - Warga Malawi mengalami rekor akhir pekan terpanas di negara itu, dengan suhu mencapai hampir dua kali lipat rata-rata suhu musiman.

Gelombang panas dimulai Kamis lalu ketika pemerintah memperingatkan masyarakat untuk menghindari sinar matahari, tetap terhidrasi, dan menghindari alkohol dan kafein. Beberapa gedung sekolah di bagian selatan negara itu dievakuasi, dan anak-anak diajar di bawah naungan pepohonan taman bermain.

Pada hari Sabtu lalu, sebagian wilayah Malawi mengalami suhu panas mencapai 43 derajat celcius (109F), dibandingkan dengan rata-rata hampir 25 derajat celcius (77F) sepanjang tahun.

Disadur IDenesia dari laman The Guardian, Selasa 17 Oktober 2023, suhu telah turun pada hari Senin kemarin, namun dalam peringatannya minggu lalu, Departemen Perubahan Iklim dan Layanan Meteorologi negara tersebut memperingatkan akan adanya “periode cuaca panas dan tidak nyaman yang berkepanjangan” sepanjang bulan Oktober.

Kick-off pertandingan sepak bola Liga Super Malawi ditunda selama 30 menit dalam upaya menghindari cuaca terburuk. Pemain didorong untuk mengambil istirahat minum secara teratur selama pertandingan.

Malawi juga mengalami panas serupa pada November 2020, dengan suhu tercatat 37C.

Para ahli menunjuk perubahan iklim sebagai penyebab cuaca ekstrem; suhu global pada tahun 2023 merupakan rekor terpanas.

“Bahkan di bawah pepohonan, angin masih terasa panas,” kata seorang guru di sekolah menengah komunitas Jombo di distrik Chikwawa, Malawi selatan. “Ini sangat tidak nyaman tetapi kami tidak menunda kelas, meskipun siswa kesulitan [untuk belajar] karena terlalu banyak panas.”

Di tempat lain di negara ini, masyarakat telah mengindahkan rekomendasi biro cuaca untuk minum banyak air sepanjang hari, “bahkan jika Anda tidak merasa haus”.

Biro tersebut juga mengatakan: “Hindari alkohol dan kafein, karena dapat menyebabkan dehidrasi. Berpakaianlah yang pantas: kenakan pakaian yang tipis dan longgar, dan gunakan tabir surya untuk melindungi kulit Anda dari sinar matahari yang berbahaya. Gunakan topi, payung, dan kacamata hitam.”

Laporan ini juga memperingatkan adanya risiko kesehatan yang serius terhadap kelompok rentan, seperti orang lanjut usia, anak-anak, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, meskipun belum ada laporan mengenai peningkatan rawat inap atau kematian.