Ilustrasi terjun payung menggunakan parasut. (dok. Amber Turner/Unsplash.com).

Tak Biasa, Nenek ini Rayakan Ulang Tahun ke-99 dengan Melakukan Terjun Payung

Publish by Redaksi on 21 July 2023

NEWS, IDenesia.id - Di usianya yang menginjak 99 tahun, Lucy Koenig masih siap berpetualang. Untuk merayakan ulang tahunnya, nenek itu memutuskan untuk menciptakan pengalaman yang tak terlupakan dengan melompat keluar dari persawat. Dia membawa cicit laki-lakinya dalam pengalaman terjun payung yang tidak akan pernah mereka lupakan.

"Dia pemberani, dia tidak takut sama sekali," kata Nicholas Tait, cicit laki-laki Koenig, yang juga merasa terhormat bisa terjun payung bersamanya. Sebelum terjun, Koenig mengaku tidak takut. "Saya tidak gugup sama sekali," jelasnya dengan percaya diri.

Dilansir dari CTV News Vancouver, Jumat, 21 Juli 2023. orangtua pemberani itu sudah melakukan zipline, menunggang gajah, dan terjun payung untuk pertama kalinya beberapa tahun yang lalu. Pada Senin, 3 Juli 2023 yang lalu, dia telah melakukan terjun payung lagi.

"Saya tidak mudah takut," katanya. "Saya berjanji kepada cicit saya bahwa saya akan melompat bersamanya dan sekaranglah waktunya," kata orang tua itu.

Bisa dibilang, dia belajar menjadi kuat sejak muda. Ia dibesarkan di Austria dan hidup cukup lama untuk berada di sana selama Perang Dunia II.  "Ibu saya orang Yahudi dan ayah saya tidak akan menceraikannya sehingga dia dilindungi," jelas Koenig. "Tetapi, 17 anggota keluarganya dikirim ke kamp konsentrasi, dan tidak pernah kembali lagi," katanya.

Koenig mengatakan pengalaman itu mungkin membuatnya menjadi orang yang pantang menyerah. Ia juga percaya bahwa risiko itu layak diambil. Setelah mempersiapkan lompatan dengan instruktur di Skydive Vancouver di Abbotsford, Koenig dan cicitnya melompat dari ketinggian sekitar 10.000 kaki. Keduanya mendarat tanpa insiden.

Dia mengatakan bahwa meskipun sedikit kedinginan saat melayang kembali ke darat, nenek itu sangat menikmati pemandangan di atas sana. Koenig pun menasihati orang-orang di luar sana untuk terus menjalani hidup sepenuhnya dan lakukan apa yang membuat kita bahagia.

Itu bukan pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir dia terjun payung. Koenig pernah terjun payung juga di pada hari ulang tahunnya yang ke-93, sebuah momen yang ingin dia lalui bersama dengan cicitnya, Nicholas Tait. Namun, cicitnya masih sangat muda saat itu sehingga Koenig melarang dia untuk ikut.

"Ketika saya pertama kali melakukannya, dia ingin ikut terjun, tapi tentu saja dia masih terlalu muda," katanya. "Jadi kami harus menunggu dan ketika dia sudah cukup besar, Covid datang dan kami tidak bisa berbuat apa-apa. Sekarang kami ingin melakukannya."

Tait (21) merasa kagum dengan neneknya itu dan berharap akan menjadi seperti dia nanti. "Dia sudah pergi ke banyak tempat, aku bercita-cita menjadi seperti dia suatu hari nanti," kata Tait.

Koenig berimigrasi ke Kolumbia Britania 32 tahun lalu dan telah tinggal dan bepergian ke seluruh Kanada, termasuk Nova Scotia, Quebec, dan Ontario. Koenig juga menceritakan pengalamannya mendaki Gunung Alpen ketika remaja.

Penerbangan dan terjun payungnya pada kemarin Senin berjalan dengan cepat. Sekitar 15 menit setelah lepas landas, dia dan cicitnya kembali ke tanah dengan aman dan selamat. "Saya tidak akan pergi jika saya takut," katanya saat mendarat. "Ini pemandangan yang indah. Pemandangan di atas sana layak untuk dinikmati."

Dengan perayaan ulang tahun ke-99 yang begitu meriah, timbul pertanyaan mengenai apa yang harus ia lakukan untuk ulang tahunnya nanti yang ke-100. "Aku tidak tahu," katanya sambil tersenyum. "Saya akan pikirkan lagi tentang hal ini."

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross