Taliban Afghanistan menunjuk Abdul Kabir sebagai pejabat sementara perdana menteri. (Foto: media resmi Taliban).

Taliban Tunjuk Pemimpin yang Masuk Daftar Hitam PBB sebagai Pjs. Perdana Menteri

Publish by Redaksi on 20 May 2023

NEWS, IDenesia.id - Taliban Afghanistan hari Rabu (17/5) mengkonfirmasi bahwa mereka telah menunjuk Abdul Kabir sebagai penjabat perdana menteri untuk mengatur urusan sehari-hari. Keputusan ini diambil karena Mohammad Hasan Akhund, yang menjadi perdana menteri saat ini, berada dalam kondisi tidak sehat dan membutuhkan waktu untuk memulihkan diri.

Abdul Kabir, yang kini mengepalai kabinet Taliban yang semuanya laki-laki, bersama sejumlah anggota senior pemerintah garis keras Afghanistan, berada dalam daftar orang-orang yang dikenai sanksi oleh PBB karena terkait terorisme.

Sebelumnya ia menjabat sebagai wakil perdana menteri untuk urusan politik.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengumumkan pergantian pemimpin itu lewat Twitter. Ia mengatakan Akhund, yang berusia 78 tahun, telah berada di selatan kota Kandahar selama beberapa waktu untuk beristirahat dan menjalani perawatan kesehatan, dan akan segera kembali ke Kabul untuk menjalankan tugas-tugasnya.

“Ini merupakan hal-hal rutin bagi seorang caretaker dalam pemerintahan untuk mengambil alih dan memastikan urusan-urusan administratif berjalan mulus,” cuit Mujahid. “Tidak seorang pun perlu khawatir akan hal ini, atau menggunakan hal ini sebagai propaganda,” tambahnya.

Mujahid menanggapi klaim yang mengatakan Akhud telah mengundurkan diri karena dugaan perselisihan di dalam Taliban dan tidak akan kembali memerintah.

Taliban merebut kekuasaan pada pertengahan Agustus 2021 ketika pasukan Amerika dan NATO meninggalkan Afghanistan setelah terlibat perang selama dua dekade. Mereka kemudian mendirikan pemerintahan sementara dan menunjuk Akhund sebagai perdana menteri.

Kelompok garis keras itu telah melarang remaja-remaja putri di atas kelas enam sekolah dasar untuk mendapat pendidikan lanjutan, dan melarang perempuan bekerja bagi PBB dan organisasi nirlaba lain di Afghanistan. Sebagian besar PNS perempuan juga belum diizinkan kembali bekerja.

Taliban telah menolak seruan internasional untuk mengubah kebijakan pembatasan perempuan, dengan mengatakan hal itu merupakan “masalah internal” Afghanistan.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross