NEWS, IDenesia.id - Target Penjabat (Pj) Gubernur Bahtiar Baharuddin, untuk menjadikan Sulawesi Selatan sebagai lumbung pisang terbesar di Indonesia khususnya kawasan timur menuai polemik. Pertentangan soal pendapat yang muncul mengenai anggaran dana desa yang bakal digunakan dalam menjalankan proyek tersebut. 

Menurutnya, isu yang berkembang saat ini kemungkinan akibat miskomunikasi. Bahtiar merujuk pada Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 8 Tahun 2022 perihal Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2023, minimal 20 persen Dana Desa untuk tanaman pangan. 

Ada juga yang dianggarkan untuk stunting dan program prioritas nasional lainnya. "Minimal 20 persen. Bisa tidak 21 persen? Ini bisa, demikian juga jumlah lainnya di atas 20 persen seperti 40 persen atau 99 persen," kata Bahtiar, dilansir dari laman resmi Pemprov Sulsel, Sabtu, 14 Oktober 2023. 

Bahtiar sedang menggerakkan peningkatan pangan, memberi imbauan agar tahun 2024, 40 persen dana desa untuk tanaman pangan agar memberikan dampak yang signifikan. "Ada program lain yang juga diperhitungkan, tentu menjadi mandatory terhadap penggunaan dana desa tersebut," jelasnya.

Bahtiar juga mengaku telah berkomunikasi dengan kepada Wakil Menteri Desa PDTT terkait rencana ini. "Saya komunikasikan juga kemarin kepada Wakil Menteri Desa, mungkinkah dilakukan imbauan ini 40 persen, supaya memberikan dampak signifikan. Jadi sifatnya imbauan, imbauan ini bukan hukum. Hukum itu Peraturan Menteri Desa PDTT dan peraturan teknis lainnya," tegasnya.

Bahtiar dalam kesempatan sebelumnya telah menyusun skema penganggaran untuk budidaya tanaman pisang di Sulawesi Selatan pada tahun 2024 mendatang. Dana pengelolaan supaya Sulsel bisa menjadi sentrum produsen pisang di Indonesia timur, menggunakan APBD. 

“Pada APBD 2024 mendatang, budidaya pisang ini akan dianggarkan Rp1 triliun. Semua OPD akan dilibatkan melalui program-program yang disesuaikan dengan tupoksinya masing-masing,” kata Bahtiar Baharuddin dilansir dari laman resmi Pemprov Sulsel, Selasa, 10 Oktober 2023.