Bupati Kabupaten Gowa, Adnan Purichta Ichsan (Foto: Web Pemprov Sulsel).

Tekan Inflasi, Bupati Adnan Usul Kabupaten Gowa Jadi Rujukan Harga Pangan di Sulsel

Publish by IDenesia on 5 June 2024

NEWS, IDenesia.id - Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, menilai perlunya daftar stok komoditas pangan dari setiap kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan. Usulan ini bertujuan menjadi rujukan untuk mengetahui ketersediaan stok pangan di masing-masing daerah.

Hal tersebut disampaikan Adnan saat menghadiri High Level Meeting Pengendalian Inflasi Jelang Hari Raya Idul Adha Provinsi Sulawesi Selatan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Makassar, Selasa, 4 Juni 2024.

Menurut Adnan, daftar stok komoditas pangan ini sebaiknya dikelola Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan adanya daftar tersebut, setiap pemerintah daerah bisa mengetahui daerah mana yang memiliki stok komoditas pangan berlebih atau kekurangan. 

"Karena daerah yang kekurangan stok atau mengalami kelangkaan komoditas bisa bekerjasama dengan daerah yang memiliki stok berlebihan, sehingga tidak terjadi lagi yang namanya kekurangan stok sebagai penyebab inflasi," kata Adnan yang dilasnir IDenesia dari laman resmi Pemprov Sulsel, Rabu 5 Juni 2024.

Adnan mencontohkan, Pemerintah Kabupaten Gowa mengendalikan inflasi dengan melakukan kerjasama antar daerah untuk pemenuhan stok pangan yang langka. Kerjasama ini dilakukan setelah sebelumnya melakukan identifikasi stok komoditas di masing-masing daerah.

"Kami pernah mengalami kekurangan stok bawang dan cabai, makanya kita lakukan kerjasama antar daerah dengan Enrekang yang berlebih komoditasnya,” ujarnya. 

“Kita beli produksinya, kita siapkan kendaraannya dan menyiapkan cool storage. Ini kita lakukan dengan inisitaif sendiri, tapi jika ada data dari provinsi maka akan lebih mudah lagi bagi kita di daerah, dan bisa dilakukan perencanaan yang jelas," jelas Adnan.

Selain itu, dirinya juga mengusulkan agar Kabupaten Gowa dijadikan rujukan harga berlaku untuk komoditas pangan, selain Kota Makassar. Ia menekankan bahwa Kabupaten Gowa merupakan salah satu daerah sentra produksi dan pemasok utama di Kota Makassar.

"Kami mengusulkan agar Gowa juga dijadikan rujukan harga berlaku, bukan hanya ikut terus di Makassar. Kami yakin dan percaya jika Gowa juga dijadikan rujukan harganya bisa lebih murah, karena kita yang jadi pemasok dan suplai ke Makassar selama ini. Kita adalah sentra produksi, tidak mungkin kita yang sentra produksi harganya lebih tinggi," tegas Adnan.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa, Fajaruddin, menyebutkan stok komoditas di Kabupaten Gowa yang mempengaruhi inflasi, yakni bawang merah, cabai besar, cabai rawit, dan cabai keriting. Namun, hingga saat ini, stok komoditas tersebut masih aman.

"Saat ini ketersediaan bawang merah sebanyak 143,6 ton, kemudian cabai besar sebanyak 908 ton, cabai rawit sebanyak 2.279 ton, dan cabai keriting sebesar 723 ton," terang Fajaruddin.

Pemerintah Kabupaten Gowa juga melakukan berbagai upaya untuk mengatasi inflasi. Pertama, membuat Gerakan Menanam Cabai. Kedua, memerintahkan seluruh UPT di 18 kecamatan untuk menanam cabai.

"Kita juga akan melakukan gerakan penananam cabe serentak di 18 Kecamatan melalui TP PKK pada 12 Juni 2024 nanti," sebutnya.

Selain itu, program lainnya termasuk bantuan nursery dalam bentuk pembibitan untuk cabai dan bawang merah yang hasilnya bisa dibagi ke petani dan masyarakat di sekitar pembibitan tersebut. Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) juga dilaksanakan dengan memanfaatkan tanaman pekarangan melalui bantuan beberapa jenis sayuran di lima kecamatan.

"Ini yang kita lakukan termasuk kelanjutan dari apa yang pernah kita lakukan untuk bantuan tidak terduga, jadi masyarakat yang pernah diberikan bantuan, bibit cabai kemudian kultivator itu dimanfaatkan kembali untuk menanam sehingga ini berkelanjutan," tutupnya.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross