NEWS, IDenesia.id – Siaran Televisi Piala Dunia Qatar di negara China dipotong setelah liputan awal yang memicu terjadinya kemaran di rumah-rumah penduduk sehingga memicu banyaknya aksi protes di jalanan akibat diberlakukannya Kembali pembatasan aktivitas setelah angka kasus COVID-19 kembali naik di negara tersebut.

China adalah ekonomi utama terakhir yang masih berusaha untuk membasmi penyebaran domestik COVID-19 dengan penguncian cepat, karantina yang panjang, dan kampanye pengujian massal. Disadur IDenesia.id dari laman channelnewsasia.com.

Selama siaran langsung pertandingan grup hari Minggu (27 November) antara Jepang dan Kosta Rika, penyiar negara bagian CCTV Sports mengganti gambar close-up dari penggemar tanpa topeng yang mengibarkan bendera dengan gambar pemain, ofisial atau stadion sepak bola, AFP mengamati.

CCTV Sports menunjukkan bidikan jauh dari kerumunan di mana sulit untuk melihat wajah individu, dan bidikan kerumunan lebih sedikit dibandingkan dengan siaran langsung dari game yang sama di platform online termasuk Douyin - TikTok versi China.

Puluhan juta orang di kota-kota besar termasuk Beijing, Guangzhou dan Chongqing berada di bawah beberapa bentuk penguncian pada hari Minggu - kontras dengan kerumunan parau Piala Dunia yang telah membuat marah banyak pengguna media sosial China.

Sebuah surat terbuka yang mempertanyakan kebijakan COVID-19 negara itu dan menanyakan apakah China "berada di planet yang sama" dengan Qatar menyebar di aplikasi perpesanan WeChat yang populer pada hari Selasa, sebelum sensor menghapusnya dari platform.

Ratusan orang turun ke jalan di Beijing dan Shanghai pada hari Minggu untuk memprotes kebijakan nol-COVID China dalam curahan kemarahan publik yang jarang terhadap negara.