NEWS, IDenesia.id - Nama sejumlah artis K-Pop menjadi topik hangat perbincangan warganet di berbagai media sosial, salah satunya yaitu penyanyi Jeon Somi, yang ditinggalkan oleh dua akun fanbase besarnya di Instagram.
Kejadian ini merupakan buntut viralnya video Somi saat menggunakan tumbler dari Starbucks, sebuah brand yang disebut pro-Israel, yang diunggahnya di TikTok.
Warganet meyakini bahwa Somi telah melakukan soft selling atas brand yang mendukung tindakan genosida Israel atas masyarakat Palestina. Karena itu, ia dihujani sejumlah kritikan tajam, hingga balik diboikot penggemar.
Tak tanggung-tanggung, dua akun besar yang dulunya merupakan fanbase Jeon Somi, yaitu @staysomi yang memiliki 64 ribu followers, dan @somistyles yang memiliki 18 ribu pengikut, kompak berhenti menunjukkan dukungan kepada Somi.
Dua akun tersebut juga mengutarakan rasa kecewa mereka terhadap sang idola yang seakan tutup mata dengan isu kemanusiaan yang dialami oleh masyarakat Palestina.
Kedua akun tersebut juga langsung mendedikasikan akun mereka untuk menyuarakan isu genosida yang dilakukan Israel, dan membagikan link donasi untuk bantuan ke Palestina.
Dilansir IDenesia dari laman KPopChart, Rabu, 27 Desember 2023, pilihan tersebut tentunya bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan bagi pemilik akun yang merupakan penggemar berat sang artis sejak lama. Aksi tegas ini pun menuai pujian dari warganet.
Tak hanya Jeon Somi, sejumlah nama lain juga turut menjadi bulan-bulanan warganet karena terlihat mengunggah postingan soft selling untuk brand-brand yang saat ini ramai diboikot seperti Starbucks dan McDonald's.
Nama besar seperti Jisoo dan Jennie BLACKPINK, Doyoung NCT, Siwon Super Junior, para member girl group AESPA, beberapa member boy group Seventeen, serta sejumlah nama lainnya turut terlibat dalam kasus ini.
Sejumlah warganet terlihat mencurahkan perasaan kecewanya melalui unggahan di platform X, beberapa bahkan memutuskan untuk berhenti mengidolakan nama-nama tersebut dan meninggalkan fandom atau kelompok penggemar.
Hastag boikot juga ramai dinaikkan di sosial media oleh para warganet sebagai bentuk edukasi dan menyebarkan kesadaran atas kejahatan yang tengah terjadi di Palestina.
