NEWS, IDenesia.id - Usulan Kementerian Agama untuk menaikkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di Indonesia menjadi Rp105 juta dianggap memberatkan. Menurut Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sulsel, bila disetujui kenaikan itu dikhawatirkan berdampak ke berbagai sektor.

Seperti penyesuaian harga operasional jemaah haji plus. “Tentu sangat memberatkan, karena kenaikan tersebut dikhawatirkan berdampak pada yang lain seperti operasional ONH plus,” ungkap Ketua DPD ASITA Sulsel, Didi Leonardo Manaba, kepada IDenesia.id, saat dikonfirmasi, Jumat, 17 November 2023.

Pemerintah memang secara rutin menaikkan biaya haji setiap tahunnya. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan biaya operasional bagi para jemaah yang mengalami peningkatan. Seperti naiknya harga tiket pesawat hingga kebutuhan hidup selama di Mekkah.

Didi menekankan bahwa, selain memberatkan bagi calon jemaah, kenaikan tarif perjalanan haji juga memberikan dampak signifikan pada biro perjalanan haji. Sebab para biro perjalanan dipastikan harus menyesuaikan harga sesuai dengan ketetapan pemerintah.

“Dampaknya akan sangat berat bagi biro perjalanan dalam menjelaskan kepada calon jemaah, dan pembuatan anggaran untuk calon jemaah haji akan mengalami penyesuaian,” terangnya.

Meskipun demikian, kenaikan biaya haji tidak secara langsung meredam minat masyarakat Sulsel untuk menjalankan ibadah haji. Hanya saja, kenaikan tersebut sedikit memberatkan bagi jemaah yang memiliki keterbatasan dana.

“Saya rasa jumlah jemaah masih banyak, karena naik haji adalah impian banyak orang, dan mereka masih akan bersedia untuk ONH Plus. Namun, bagi agen perjalanan, akan sulit untuk mengatur operasional mereka dengan regulasi kenaikan ini,” paparnya.

Penulis: Alfiandis