Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin saat menebar bibit ikan di Wajo (Foto: Humas Pemprov Sulsel).

Wajo Ditarget Jadi Pusat Ikan Air Tawar Unggulan Sulsel Usai Tebar 250 Ribu Benih

Publish by IDenesia on 3 April 2024

NEWS, IDenesia.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) menebar menebar sebanyak 250 ribu benih ikan di Kabupaten Wajo. Hal ini menjadi bagian dari upaya untuk menjadikan Wajo sebagai sentra utama produksi ikan air tawar terbesar di Sulsel.

Penebaran benih ikan dilakukan di dua lokasi utama, yakni Bendungan Kalola dan Bendungan Paselloreng, pada Selasa, 2 April 2024. Dua lokasi ini dinilai memiliki potensi dalam mendukung pertumbuhan ikan air tawar secara optimal.

"Kabupaten Wajo bukan daerah kepulauan tapi banyak potensi airnya, baik bendungan maupun danau. Ini sangat bagus dan harus dikelola dengan baik agar bisa menjadi potensi ekonomi baru bagi masyarakat," kata Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin dalam rilis yang diterima IDenesia.id pada Rabu, 3 April 2024.

Bahtiar Baharuddin menekankan Wajo memiliki potensi yang luar biasa dengan keberadaan Danau Tempe yang luas serta sejumlah bendungan. Untuk itu, dirinya bersama stakeholder untuk betul-betul menjadikan Kabupaten Wajo sebagai sentra ikan air tawar yang tidak dimiliki daerah lain di Sulsel. 

"Kita hendak menjadikan Kabupaten Wajo ini sebagai pusat ikan air tawar, ini memiliki potensi ekonomi yang luar biasa. Disini ada 27 danau, inilah kelebihan Kabupaten Wajo" ungkapnya. 

Sementara itu, Penjabat Bupati Wajo, Batara, mengungkapkan apresiasinya atas kunjungan Safari Ramadan dari gubernur. Menurutnya, kunjungan ini memberikan banyak wawasan baru dalam pengelolaan bendungan serta potensi-potensi ekonomi yang dapat dikembangkan.

"Tentu ini menjadi catatan buat kita semua dalam mengembangkan, dan coba mengonsolidasikan agar bernilai ekonomi dan bermanfaat secara umum bagi masyarakat," kata Batara.

Dia mengungkapkan kebijakan gubernur yang tidak hanya fokus pada pengembangan ikan air tawar, tetapi juga sektor hortikultura seperti budidaya cabai dan tanaman lainnya. Dinilai membuka peluang baru bagi pemanfaatan sumber daya yang selama ini terabaikan, terutama lahan pertanian.

"Saat ini kita melihat lahan itu sebagai sumber ekonomi, dan itu kita melihat ini dan melakukan sosialisasi dan pembelajaran serta contoh bagi masyarakat Wajo pada khususnya, bahwa lahan itu bisa bernilai ekonomi," lanjutnya. 

"Kemudian dengan bantuan banyak pihak, KUR kalau kurang modal dan bantuan pendampingan dari dinas terkait serta bibit dari gubernur, intens diberikan. Sebenarnya alat untuk memperbaiki ekonomi kita sudah cukup. InsyaAllah kalau kita komitmen, kita bisa melaksanakan dengan baik," pungkasnya.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross