NEWS, IDenesia.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan terkait potensi suhu panas di sejumlah wilayah di Sulsel. BMKG memperkirakan suhu panas di Kota Makassar dan sebagian wilayah di Sulsel akan berlangsung hingga 21 Desember 2024 mendatang.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah IV Makassar, Hanafi Hamzah, menjelaskan, fenomena ini terjadi karena posisi matahari sedang bergerak menuju titik paling selatan bumi. Hal ini menyebabkan suhu panas di Makassar dan beberapa wilayah di Sulsel cukup terasa.
"Suhu panas ini terjadi karena matahari sedang menuju titik paling selatan di bumi. Ini menyebabkan suhu terasa lebih panas di wilayah sekitar garis khatulistiwa, termasuk Makassar," kata Hanafi kepada IDenesia, Rabu, 16 Oktober 2024.
Hanafi mengungkapkan, maksimal suhu panas yang terasa di Kota Makassar bisa sampai 34 derajat celcius. Hanya saja kata dia, bulan Oktober menjadi awal dari masa ketika konsentrasi panas matahari berada di bagian selatan garis khatulistiwa.
"Pada bulan Oktober ini, panas maksimum dari matahari terkonsentrasi di selatan garis khatulistiwa, termasuk wilayah kita di Makassar," jelasnya.
Sementara itu, BMKG juga memprediksi, Kota Makassar dan beberapa wilayah di Sulawesi Selatan saat ini sudah mulai memasuki masa peralihan dari musim panas ke musim penghujan. Puncak musim hujan di wilayah Makassar dan sekitarnya di Sulsel diperkirakan akan terjadi pada bulan Januari.
“Puncak musim hujan untuk wilayah Sulawesi Selatan memang bervariasi. Namun, untuk Makassar, kami prediksi puncaknya akan terjadi pada bulan Januari,” tegasnya.
Hanafi juga mengungkapkan, setiap wilayah di Sulsel memiliki karakteristik iklim yang berbeda, sehingga waktu awal dan puncak musim hujan bisa bervariasi di setiap daerah. Meskipun ada kemungkinan pergeseran hingga Februari, puncak musim hujan tetap diperkirakan terjadi pada bulan Januari.
“Pada bulan oktober ini tanda-tanda memasuki musim hujan itu sudah mulai terlihat, kemarin sudah hujan dan ini merupakan salah satu indikator bahwa kita akan memasuki transisi dari musim kemarau ke musim hujan,” pungkasnya.
