NEWS, IDenesia.id - BMKG telah memprediksi cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama periode peralihan musim atau pancaroba, di banyak daerah termasuk Sulawesi Selatan. Arah angin tertiup sangat bervariasi sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa berubah secara tiba-tiba dari panas ke hujan atau sebaliknya.
Menurut BMKG hujan pada periode pancaroba biasanya terjadi pada siang atau sore hari bahkan sesekali dapat terjadi hingga malam hari. “Salah satu ciri periode pancaroba ditandai dengan pertumbuhan awan Cumulonimbus (CB),” tulis BMKG Sulsel di akun Instagram resminya yang dilansir, Sabtu, 4 November 2023.
Ciri awan CB seperti muncul di saat pagi ataupun siang, bentuknya seperti bunga kol, warnanya keabu-abuan dengan tepian yang jelas. Menjelang sore, awan CB menjadi gelap dan menyebabkan hujan, petir dan angin. Dampak yang timbul dari pancaroba meliputi cuaca ekstrem seperti puting beliung, kilat petir hingga hujan es.
Cuaca ekstrem berdampak merusak di area sekitarnya, menyebabkan kebakaran akibat sambaran petir, bangunan rusak, pohon tumbang, tanah longsor, gagal panen hingga longsor. Potensi cuaca ekstrem juga bisa berdampak pada hujan lebat durasi singkat dan sporadis. Tak perlu khawatir, BMKG mengingatkan masyarakat untuk mencegah dampaknya.
Pertama, lakukan pengecekan dan pembersihan drainase untuk mengantisipasi banjir. Waspada longsor bagi yang tinggal di perbukitan, lereng dan pegunungan, pandangan terbatas karena hujan deras dan jalan yang licin, berlindung di tempat aman bila terjadi hujan lebat disertai petir.
Pangkas pohon-pohon besar dan dianggap lapuk, selalu periksa material rumah termasuk penguatan atap bila sudah tak layak, dan selalu akses informasi perkembangan cuaca dan peringatan dari BMKG. Semoga artikel ini dapat membantu kita mencegah potensi bahaya dari pancaroba.
