Ilustrasi.

Waspada, Ini Gejala Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak

Publish by Redaksi on 19 October 2022

NEWS, IDenesia.id - Gangguan ginjal akut misterius kini tengah menjadi perhatian. Pasalnya, penyakit ini dilaporkan telah menyerang ratusan anak di Indonesia. Hingga 14Oktober 2022 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat 152 kasus gangguan ginjal ini pada anak. Kebanyakan di antaranya terjadi pada anak usia di bawah lima tahun (balita).

Seperti dikutip IDenesia.id dari laman halodoc.com berikut ini gejala gangguan ginjal akut misterius pada anak

Menurut dr. Henny Andriani, SpA(K) dalam kanal Youtube IDAI TV, penyakit misterius ini disebut juga dengan istilah gangguan ginjal progresif akut atipikal. Ini terjadi ketika fungsi ginjal mengalami penurunan.

Satu hal yang membuat orang tua perlu waspada adalah karena penyakit ini memburuk lebih cepat dan terjadi secara tiba-tiba. Lantas, apa saja gejala yang perlu diwaspadai?

Henny menyebut bahwa gejala yang ditimbulkan cenderung sama dengan gejala penyakit ginjal lainnya. Dimulai dengan menurunnya produksi urine, hingga tidak kencing sama sekali.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk waspada jika buang air kecil anak tidak lancar. Frekuensi ideal anak buang air kecil adalah 5-6 kali dalam sehari, atau sekitar 4 jam sekali. Jika menjumpai jumlah dan frekuensi kencing anak berkurang, maka harus langsung dibawa ke dokter.

Namun, sebelum produksi urine menurun, ada juga beberapa gejala lain yang dapat terjadi pada anak, seperti:

  • Demam.
  • Diare.
  • Batuk pilek.

Jika tidak segera ditangani, gejala yang lebih parah dapat muncul, ketika fungsi ginjal sudah menurun sekitar 50 persen. Beberapa gejala parah yang dapat terjadi meliputi:

  • Badan membengkak.
  • Napas cepat dan mendalam.
  • Gangguan elektrolit.
  • Kejang karena tekanan darah tinggi.

Apa Penyebabnya?

Hingga artikel ini ditulis, penyebab dari gangguan ginjal akut misterius pada anak masih belum diketahui pasti. Menurut Henny, berdasarkan pengamatan yang dilakukan, penyakit ini terjadi lebih cepat dari kasus-kasus yang pernah ditemukan sebelumnya.

Namun, menurut Eka Laksi Hidayati, Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dikutip dari berbagai portal berita nasional, menjelaskan bahwa ada kondisi yang konsisten ditemukan pada pengidap penyakit ini.

Kondisi tersebut adalah peningkatan inflamasi atau peradangan. Hal ini memunculkan dugaan yang mengarah pada multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C).

Adakah Kaitannya dengan COVID-19?

Kemunculan gangguan ginjal akut misterius ini membuat banyak pihak mengaitkannya dengan infeksi coronavirus atau COVID-19. Terlebih adanya MIS-C yang diduga disebabkan oleh infeksi dari COVID-19.

Namun, belum ada bukti mengenai kaitan gangguan ginjal ini dengan COVID-19. Sebab, beberapa pengidap penyakit ini telah dinyatakan negatif COVID-19.

Dugaan lainnya, gangguan ginjal ini merupakan efek lanjutan dari kehilangan cairan atau dehidrasi dalam waktu singkat pada anak-anak. Sebab, sebelum kondisi ginjal memburuk, gejala yang umum terjadi adalah diare. Jika tidak dibarengi asupan cairan, diare dapat menyebabkan dehidrasi parah.

Selain itu, kondisi ini seringkali juga terjadi bersamaan dengan kondisi lain yang dapat menimbulkan perdarahan hebat seperti demam berdarah. Jadi, penyakit ini umumnya terjadi bersamaan dengan kondisi lainnya, tidak terjadi sendiri.

Pada beberapa pengidap gangguan ginjal akut misterius ini, juga ditemukan adanya infeksi lain yang muncul bersamaan. Seperti infeksi leptospirosis, influenzae, parainfluenzae, virus CMV, virus HSV, Bocavirus, LegionellaShigellaE.coli, dan sebagainya.

Meski begitu, hingga saat ini penyebab pasti dari penyakit ini belum konklusif. Jadi, sangat penting bagi orang tua untuk waspada dan mengenali gejalanya jika terjadi pada anak.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross