Pj Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakhrulloh (Foto: web Pemprov Sulsel).

Zudan Arif Ungkap Sulsel Masuk 5 Terbaik Penanganan Inflasi di Indonesia, Capai Segini

Publish by IDenesia on 2 July 2024

NEWS, IDenesia.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengumumkan inflasi tahunan Sulsel untuk periode Juni 2024 mencapai 2,03 persen year-on-year (yoy). Penjabat Gubernur Sulsel, Prof. Zudan Arif Fakhrulloh, menyebut angka ini menempatkan Sulsel di posisi lima terbaik dalam pengendalian inflasi di Indonesia.

"Ini kabar yang menggembirakan bagi Sulsel," ujar Prof. Zudan Arif Fakhrulloh, sebagaimana dikutip IDenesia dari laman Pemprov Sulsel, Selasa, 2 Juli 2024.

Selain itu, Zudan juga menyampaikan berdasarkan laporan BPS Sulsel, Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,84 memberikan dampak positif bagi Sulsel. 

"Tingkat indeks yang membaik tercermin dari inflasi year-on-year di Bulan Juni di Sulsel yang turun menjadi 2,03 persen. Ini sangat bagus bagi kita," ujarnya.

"Jika dilihat dari rata-rata nasional di 38 provinsi, Sulawesi Selatan masuk nomor lima terbaik di Indonesia. Terima kasih banyak untuk semua," sambung Prof. Zudan.

Zudan menilai pencapaian ini berkat kerja sama yang baik antara BPS, Bank Indonesia, Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, dan seluruh kabupaten/kota di Sulsel. 

"BPS luar biasa, datanya sangat akurat sehingga intervensi dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota semakin tepat," pujinya.

Berdasarkan laporan BPS, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Wajo dengan 2,73 persen dan IHK sebesar 106,34. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Makassar dengan 1,77 persen dan IHK sebesar 106,13.

Inflasi dari tahun ke tahun terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Kelompok-kelompok tersebut meliputi makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,06 persen, pakaian dan alas kaki sebesar 0,71 persen.

Tidak hanya itu perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,4 persen, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,79 persen, kesehatan sebesar 1,71 persen sampai transportasi sebesar 0,9 persen juga berdampak.

Kemudian rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,43 persen, pendidikan sebesar 1,78 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,27 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,28 persen, sampai kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,12 persen.

"Inflasi year-on-year sebesar 2,03 persen ini disebabkan oleh kelompok makanan, minuman, tembakau, transportasi, dan perawatan pribadi seperti harga emas. Sedangkan informasi dan komunikasi mengalami deflasi year-on-year," jelas Kepala BPS Sulsel, Ariyanto.

Tingkat deflasi month-to-month (mtm) pada Juni 2024 tercatat sebesar 0,26 persen, sementara tingkat inflasi year-to-date (ytd) Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Juni 2024 sebesar 0,83 persen.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross