Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. (Foto: Pemprov Sulsel).

Pj Gubernur Dorong Inseminasi Hewan Ternak Khas di Sulsel, Apa Tujuannya?

Publish by Redaksi on 17 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin mendorong pengembangan inseminasi buatan untuk meningkatkan populasi hewan ternak di daerahnya. Menurutnya lahan atau lokasi pengembangan milik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel cukup representatif untuk digunakan.

UPT Pembibitan Ternak dan Hujan Pakan Ternak terletak di Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Menurut Bahtiar, Pucak merupakan kawasan pengembangan yang bagus, jauh dari pemukiman penduduk. Laboratorium yang dimiliki, dapat mengembangkan pembibitan hewan ternak dalam jumlah banyak dengan metode inseminasi buatan.

"Saya juga dorong kawan kita di sini banyak peneliti hebat, kita harus punya komoditi ternak unggulan yang membedakan Provinsi Sulsel dengan 37 provinsi lainnya," kata Bahtiar dilansir dari laman resmi Pemprov Sulsel, Selasa, 17 Oktober 2023.

Bahtiar bilang, satu sapi jantan yang menghasilkan sperma dapat disuntikan ke-200 ekor sapi betina melalui proses inseminasi. Sehingga lebih murah dan efektif jika dibandingkan dikawinkan secara manual. Namun, hal yang perlu diperhatikan seperti ketersedian air, pakan, listrik, alat teknologi dan SDM untuk UPT ini.

"Dalam pengertian sudah ada di sini secara kultural. Jadi kita mengembangkan ternak yang secara kultural, yang puluhan bahkan ratusan tahun sudah dikerjakan oleh masyarakat. Misalnya, kita di Sulsel ada yang namanya kuda Jeneponto," Bahtiar mencontohkan.

Di Jeneponto, lanjut Bahtiar, dalam sebulan sebanyak 900 ekor kuda dipotong atau senilai Rp9 miliar. Sehingga, kondisi itulah yang mendorong untuk diprogramkan inseminasi buatan untuk kuda di Sulsel supaya populasi dan produksinya bisa menjadi banyak.

Bahtiar mengatakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan jangan hanya fokus pada ternak besar, seperti sapi, kambing dan kuda. Tetapi juga ternak kecil seperti unggas. "Jadi harus ada juga, misalnya khas kita itu cawiwi (belibis), itu khas kita juga. Hari ini masih ada, tapi ini perlu kita kembangkan," imbuhnya.

Jenis lain seperti ayam ketawa yang dianggap memiliki nilai intrinsik yang dapat dijual. "Ini jangan sampai punah. Jangan sampai milik negara lain lebih baik dari kita. Kalau perlu ini kita sertifikasi dan didaftarkan sebagai plasma nutfah Sulsel," harapnya.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Sulsel, Nurlina Saking, menjelaskan, luas lahan yang tersedia di Pucak mencapai 86 hektar. Di lokasi tersebut, belum ada pembibitan kambing serta kuda. "Tempat ini untuk memproduksi semen beku teknologi inseminasi buatan dalam upaya mempercepat populasi," jelasnya.

Saat ini, populasi sapi di Sulsel lanjut Nurlina berjumlah 1,4 juta ekor dan kambing 800 ribu ekor. "Saya pikir ini inovasi mengembalikan kejayaan kita dan punya keunikan, ada suatu produk inklusif dan apalagi ada nilai intrinsiknya," pungkasnya.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross