Ilustrasi, kebun pisang. (Foto: Good News From Indonesia/Shutterstock).

Pisang dan Kaitannya dengan Kultur Masyarakat Sulsel

Publish by Redaksi on 29 September 2023

NEWS, IDenesia.id - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin tengah gencar-gencarnya mengkampanyekan program untuk menjadikan daerah ini sebagai salah satu kawasan lumbung pisang terbesar di Indonesia. Khususnya di kawasan timur. Cita-cita terbesarnya bahkan menjadikan Sulsel sebagai produsen terbesar nomor 1 di dunia. 

Bahtiar bahkan telah berhitung, bila luas lahan 500 hektar cukup untuk ditanami 1 miliar pohon pisang. Kalkulasinya, setiap hektar bisa ditanam dua ribu pohon. Kedengaran absurd, tapi kita tunggu saja upaya yang sementara digenjot pemerintah daerah. Nah dalam artikel kali ini, IDenesia.id, mengurai keterkaitan antara pisang dengan kultur masyarakat Sulsel dari berbagai sumber.

Sebagian besar masyarakat Sulsel, sejak dulu sudah memanfaatkan semua yang berhubungan dengan pisang. Mulai dari batang, buah meliputi jantung hingga daun pisang. Pemanfaatan pisang bagi masyarakat dalam konteks kuliner hingga ke ruang-ruang ritus. Dalam berbagai praktik untuk mempertahankan kearifan lokal seperti baca-baca dalam pengertian syukuran atau bentuk syukur atas berkah dari pemilik alam semesta.

Seperti masuk rumah baru, dan sebagainya. Pisang selalu menjadi kebutuhan yang tak terelakkan. Khusus di ranah kuliner, pisang bisa diolah menjadi beragam jenis kudapan tradisional. Jantung pisang dimanfaatkan sebagai sayur. Proses pengolahannya juga menggabungkan beberapa produk alam lainnya seperti santan kelapa hingga daun-daunan. 

Sementara buahnya dibuat jadi kue khas yang kelezatannya luar biasa. Diantaranya seperti barongko. Kudapan ini menjadi menu istimewa pada setiap pesta atau upacara adat di Sulsel. Tak hanya isinya yang bersumber dari pisang, tapi daun pisangnya diolah menjadi bungkusan agar lebih awet. Kemudian pallubutung. 

Bahan dasar pisang yang dicampur dengan santan kelapa, pisang epe’, pisang yang dibakar dan ditaburi dengan saus gula merah kental dengan toping buah lainnya seperti durian atau nangka. Kemudian pisang ijo yang dicampur saus santan kelapa, kacang, es batu sebagai pendingin dan sedikit susu agar lebih segar. Sanggara peppe’, yang hampir mirip dengan pisang epe. 

Namun pisang peppe berbahan dasar pisang muda yang digoreng lalu ditindih menjadi gepeng dan dicampur dengan sambal terasi. Roko’-roko’ unti. Kue ini mirip dengan barongko. Namun teksturnya lebih sedikit padat dari barongko yang kenyal nan legit. Kambing-kambing, pisang yang dipotong kecil-kecil ditaburi terigu dan air hingga kuning telur lalu digoreng. 

Sanggara’ balanda, pisang yang dikukus dan ditaburi cairan gula merah yang lezat, hingga jadde unti, yang berarti pisang dilapisi singkong yang sudah diolah menjadi tepung dan dicampuri parutan kelapa dan gula pasir. Itulah sederet rangkuman dari berbagai sumber, keterkaitan antara pisang dan budaya masyarakat di Sulsel. Semoga bermanfaat.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross