NEWS, IDenesia.id - Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif memerintahkan pihak berwenang pada hari Sabtu 13 Mei untuk mengidentifikasi dan menangkap semua orang yang terlibat dalam aksi kekerasan setelah penangkapan mantan Perdana Menteri Imran Khan minggu ini memicu kerusuhan yang mematikan. Disadur IDenesia.id dari laman Channel News Asia.

Khan meninggalkan gedung pengadilan pada Jumat malam dan menuju kota asalnya, Lahore, dengan penjagaan ketat setelah pengadilan mengabulkan pembebasan dengan jaminan. Penangkapannya dalam kasus penipuan tanah pada hari Selasa, yang diputuskan oleh Mahkamah Agung "tidak sah dan melanggar hukum" pada hari Kamis, memicu protes keras oleh para pendukungnya.

Mereka menyerbu markas-markas militer, membakar gedung penyiaran pemerintah, menghancurkan bus-bus, menggeledah rumah seorang pejabat tinggi angkatan darat dan menyerang aset-aset lainnya, yang menyebabkan hampir 2.000 orang ditangkap dan tentara dikerahkan ke berbagai kota.

Sedikitnya delapan orang tewas dalam kekerasan tersebut, sebuah kerusuhan yang memicu keresahan di sebuah negara yang sedang menghadapi krisis ekonomi, dengan rekor inflasi, pertumbuhan yang anemia, dan penundaan pendanaan IMF.

Khan, yang diperkirakan akan berpidato di hadapan para pengikutnya secara virtual pada hari Sabtu, pada hari Jumat menyambut baik perintah jaminan dari pengadilan dan mengatakan bahwa peradilan adalah satu-satunya perlindungan Pakistan terhadap "hukum rimba".

"Saya harus mengatakan bahwa saya mengharapkan hal ini dari peradilan kami karena satu-satunya harapan yang tersisa sekarang - satu-satunya garis tipis antara republik pisang dan demokrasi adalah peradilan," katanya kepada para wartawan di dalam gedung pengadilan.

Khan, 70 tahun, adalah seorang bintang kriket yang beralih menjadi politisi yang digulingkan sebagai perdana menteri pada bulan April 2022 dalam mosi tidak percaya di parlemen dan merupakan pemimpin paling populer di Pakistan menurut jajak pendapat.

Banyak kota di Pakistan mengalami protes keras setelah penangkapannya oleh badan antikorupsi. Khan membantah melakukan kesalahan apa pun.

Facebook, YouTube dan Twitter tidak dapat diakses di Pakistan pada hari Sabtu setelah dipulihkan pada hari Jumat, kata wartawan Reuters.

Kementerian Dalam Negeri telah menginstruksikan Otoritas Telekomunikasi Pakistan untuk menangguhkan layanan broadband seluler di seluruh negeri dan memblokir akses ke Facebook, YouTube, dan Twitter pada hari Selasa malam.

Layanan tersebut kembali tersedia pada Jumat malam namun pada Sabtu tidak dapat diakses lagi, kata para wartawan.