Direktur Rumata' ArtSpace, Riri Reza (Foto: IDenesia.id)

Rumata' ArtSpace dan Kemendikbudristek Perkenalkan Pangan Lokal Melalui Bacarita Digital

Publish by Redaksi on 24 February 2024

NEWS, IDenesia.id - Progam Bacarita Digital kembali digagas Rumata' ArtSpace kali ini berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Progam ini mengangkat tema kekayaan pangan lokal di wilayah Indonesia Timur.

Program Bacarita Digital kali ini telah memasuki tahap ketiga atau lokakarya konten yang diproduksi komunitas kreator digital yang terpilih. Di mana pada tahap pertama telah berlangsung pada Juli 2023, dan tahap kedua sepanjang September dan Oktober 2023.

Direktur Rumata' ArtSpace, Riri Reza mengatakan, Bacarita Digital tahun ini telah memasuki Volume Kedua. Di mana para kreator digital yang terpilih sebelumnya melalui pemilihan yang ketat kemudian memproduksi sebuah narasi-narasi alternatif melalui audio visual.

Ia mengatakan, tema pangan nusantara penting untuk diangkat sebab diketahui bahwa pangan lokal yang dimiliki daerah-daerah di Indonesia ini sangat beragam variannya. Sehingga hal ini dinilai dapat menjadi fondasi kedaulatan dan memberikan kontribusi terhadap penyediaan kebutuhan pangan di era perubahan iklim.

"Ini adalah topik yang sangat penting karena setiap wilayah di Indonesia itu sebenarnya punya potensi untuk lebih berdikari di dalam mengelola apa yang dikonsumsi di wilayah masing-masing," katanya, di sela-sela Prescon Bacarita Digital Volume II, di Front Roterdam Makassar, Sabtu, 24 Februari 2024.

Dalam konten-konten yang dihasilkan pun sangat menarik, di mana para kreator digital ini mengangkat isu pangan yang ada di wilayahnya masing-masing. Mulai dari peninggalan makanan pokok terdahulu yang sudah tergerus zaman, bagaimana makanan menjadi ritual-ritual atau ucapan syukur, dan lainnya.

"Produksi konten mereka ini dapat dilihat di berbagai platform media digital. Baik Youtube, Instagram hingga Facebook, ini tentunya akan menjadi media yang sangat penting dalam menyebarluaskan isu dengan harapan ini menjadi sebuah proses yang berdampak," harap Riri Reza.

Dalam program ini pun pihaknya berkolaborasi dengan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media dari Kemendikbudristek. Pihaknya mendapat dukungan di seluruh tahapan pelaksanaan program.

"Kami mendapatkan dukungan yang sangat bagus karena mungkin gagasan ini adalah gagasan yang relevan sebagai bentuk tanggung jawab dari mereka," katanya.

Salah satu Mentor Bacarita Digital, Rahmadiyah Tria Gayathri mengungkapkan, ada lima kreator digital yang terpilih dalam program ini. Mereka pun mewakili wilayah masing-masing di Kawasan Timur Indonesia.

Mulai dari Pakopi asal Kabupaten Gowa, dan KataKerja dari Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, serta Tepian Kolektif asal Berau, Kalimantan Timur. Kemudian Bapalok asal Kupang, NTT, dan Wanu Sinema asal Seram Bagian Timur, Maluku.

"Selama proses lokakarya mereka para peserta berhasil menyelesaikan masing-masing tiga serial dengan isu dan konteks pada lokalitas dan pangan masing-masing daerah," katanya.

Selama proses produksi pun, para kreator digital ini melibatkan komunitas atau jaringan di wilayahnya masing-masing. Sehingga tentunya akan melahirkan distribusi pengetahuan yang dapat berdampak bagi ekosistem seni di kawasan masing-masing.

Menurut Rahmadiyah, dengan kekayaan pangan lokal yang dimiliki setiap daerah tentunya sumber pangan lokal harus ditingkatkan. Apalagi, sejumlah akademisi hingga peneliti telah merilis beragam materi literasi tentang upaya ketahanan pangan nusantara dengan tidak bergantung pada makanan yang tidak bisa tumbuh di tanah sendiri.

"Di tengah sumber pangan yang kaya yang ada di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di Indonesia Timur tetapi isu kelaparan dan gizi buruk masih saja terjadi. Inilah mengapa kami hadir untuk mengingatkan bahwa kita memiliki ragam pangan lokal yang bisa dihasilkan melalui pendekatan digital audio visual seperti ini," ujarnya.

Adapun lima karya yang dihasilkan para peserta Bacarita Digital Volume II yakni Temu Rasa karya KataKerja, Paket Sagu karya Wanu Sinema, Puan dan Pangan Jagung Katemak dan Sambal Laut karya Bapalok, dan Jelajah Rasa dan Cerita karya Pakopi.

Lokakarya Bacarita Digital yang berlangsung di Kawasan Front Roterdam Makassar ini hingga 25 Februari 2024 besok akan dirangkaikan dengan peluncuran konten digital dari lima kreator digital terpilih, pameran pangan lokal dari masing-masing kreator digital, pertunjukan seni, hingga perayaan kekayaan pangan lokal nusantara.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross