NEWS, IDenesia.id - Awal tahun ini, sebuah foto satelit yang memperlihatkan tumpukan pakaian yang dibuang di Gurun Atacama, Chili, menjadi viral.
Foto yang terlihat dari luar angkasa ini sekali lagi menimbulkan pertanyaan tentang jumlah limbah yang dihasilkan oleh industri fashion, dan apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasinya.
Dirangkum IDenesia dari pelbagai sumber, Rabu, 11 Oktober 2023, meski serat alami seperti katun dan wol akan terurai, namun sebagian besar serat buatan, seperti polyester dan nilon, saat ini belum dapat terurai secara hayati.
Serat-serat tersebut akan tetap berada di tempat pembuangan akhir, atau di tempat pembuangan sampah, selama beberapa dekade atau bahkan ratusan tahun.
Fast fashion mengacu pada pakaian dengan harga murah dan dibuat dengan murah yang meniru tren saat ini dan tersedia di toko-toko secepat mungkin untuk mengikuti gaya yang terus berubah.
Harga yang murah ini, pada umumnya, mengorbankan para pekerja di negara-negara berkembang yang dibayar rendah dan terlalu banyak bekerja—sering kali dalam kondisi yang tidak aman.
Menurut Ellen MacArthur Foundation di Inggris, yang mengkampanyekan pentingnya meningkatkan daur ulang, setiap detiknya ada cukup banyak pakaian yang dibuang untuk memenuhi sebuah truk sampah, dan hanya kurang dari 1% yang didaur ulang menjadi pakaian baru.
Jadi untuk menghentikan fast fashion, kita harus memikirkan kembali kebiasaan belanja kita, membeli lebih sedikit, dan memakai pakaian yang sudah ada lebih sering.
Berikut adalah beberapa cara untuk membantu mengurangi ketergantungan kita pada fast fashion:
Langkah pertama untuk menghentikan merek-merek fast fashion adalah dengan mengidentifikasinya dan menghindarinya. Perhatikan klaim keberlanjutan dan buanglah istilah-istilah seperti "eco-friendly" yang tidak memiliki data atau bukti yang mendukungnya.
Jika kamu membeli pakaian baru, carilah sertifikasi seperti Fair Trade Certified, yang memastikan bahwa garmen tersebut diproduksi dalam kondisi yang aman dan para pekerjanya menerima upah yang adil, dan Cradle to Cradle Certification, yang menandakan bahwa produk tersebut didesain agar mudah direcycle atau di-upcycle.
Ada begitu banyak situs web dan aplikasi yang menawarkan harga diskon untuk pakaian bekas yang masih sangat layak pakai, lho. Periksa halaman Facebook Marketplace lokal, Instagram, halaman influencer yang mempromosikan kegiatan upcycle, garage sale, serta toko-toko thrifting dan pasar loak.
Jika kamu memiliki acara khusus yang akan datang atau mengantisipasi sebuah pakaian hanya akan dipakai satu atau dua kali, pertimbangkan untuk meminjamnya dari teman atau anggota keluarga alih-alih membelinya. Atau, kamu bisa menyewanya! Ada banyak bisnis yang menawarkan layanan penyewaan pakaian di media sosial.
Konsep ini melibatkan pemilihan beberapa item pakaian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan aksesori yang berbeda. Pada dasarnya, kamu akan mendapatkan "tampilan" yang berbeda dengan lebih sedikit barang. Hal ini memungkinkan kamu untuk merampingkan lemari pakaian kamu dan mendapatkan lebih banyak kegunaan dari pakaian yang kamu miliki.
Ketika pakaian kamu berada di akhir siklus hidupnya dan tidak dapat disumbangkan, pertimbangkan untuk mendaur ulang kainnya. Kamu bisa berkreasi dengan mengubah kain menjadi selimut, bantal, atau pakaian lainnya. Jika kamu tidak tahu cara menjahit, tidak ada kata terlambat untuk belajar! Ada begitu banyak video YouTube gratis yang bermanfaat untuk memandu kamu.
