Makam Datuk ri Patimang di Luwu Utara (Lutra). Foto: Okezone.com).

Wisata Religi Makam Datuk Patimang: Penyebar Agama Islam di Tana Luwu

Publish by Redaksi on 12 March 2024

NEWS, IDenesia.id - Desa Pattimang, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi saksi sejarah masuknya islam pertama kaliyang dibawa Datuk Patimang.

Dirangkum IDenesia.id dari berbagai sumber pada Selasa, 12 Maret 2024, Datuk Patimang merupakan salah satu dari tiga datuk penyebar agama Islam di Sulsel. Dalam eksklusifitasnya, Datuk Patimang, atau yang sebenarnya bernama Datuk Sulaiman memimpin perjalanan pengislaman di Tana Luwu.

Ditugaskan oleh Kesultanan Aceh bersama dua rekan sejawatnya, Datuk Ri Bandang dan Datuk Ri Tiro, Datuk Sulaiman membawa ajaran Islam pertama kali ke Sulawesi Selatan. 

Dalam perjalanannya, mereka membagi tugas dakwahnya, dengan Datuk Ri Bandang di Kerajaan Gowa-Tallo, Datuk Ri Tiro di Bulukumba, dan Datuk Sulaiman di wilayah Luwu, lebih tepatnya di Desa Pattimang yang kala itu menjadi pusat pertama Kerajaan Luwu.

Datuk Patimang tidak hanya menjadi tokoh penting dalam pengislaman di Sulawesi Selatan, tetapi juga merupakan sosok ulama dari Minangkabau yang berjasa dalam membawa ajaran Islam di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara mulai abad ke-17. 

Raja Luwu pertama pada masa itu, Andi Pattiware, bahkan menjadi raja pertama yang memeluk agama Islam di Sulsel, tepatnya pada tahun 1603. Sekaligus mengakhiri perjalanan panjang pengislaman Datuk Pattimang di tana Luwu.

Setelah wafat, Datuk Patimang dikebumikan di Desa Pattimang, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara. Pemakaman ini tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir Datuk Sulaiman, melainkan juga menyimpan makam Raja Luwu, Andi Pattiware, dan keturunan-keturunan Raja Luwu lainnya.

Makam Datuk Sulaiman sendiri menarik perhatian dengan tingginya yang melebihi makam Raja Luwu, Andi Pattiware. Atap makamnya terdiri dari tujuh tingkatan dengan ukuran berbeda di setiap tingkatannya, dan bentuk atapnya menyerupai rumah adat Luwu Langkanae. 

Tingginya makam ini diartikan sebagai bentuk penghormatan Raja Luwu terhadap sosok khatib dari tanah Minangkabau yang telah berperan besar dalam penyebaran Islam di Tana Luwu. Alhasil makam ini menjadi destinasi religi yang berada di Luwu Utara.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross