Gaza menjadi kuburan bagi jurnalis (Foto: Anadolu Agency)

Israel Bunuh 5 Jurnalis di Gaza dalam 12 Jam, Total Sudah 158  yang Tewas Sejak 7 Oktober

Publish by Redaksi on 7 July 2024

NEWS, IDenesia.id—Gaza benar-benar menjadi kuburan bagi jurnalis. Paling baru, lima jurnalis Palestina tewas dalam 12 jam terakhir akibat serangan udara intensif Israel yang menargetkan berbagai wilayah di Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza dan kamp pengungsi Nuseirat.

Para jurnalis yang terbunuh yakni Saadi Madoukh, Direktur Perusahaan Produksi Media Deep ShotA, Adeeb Sukkar, Spesialis Media di Perusahaan Produksi Media Deep Shot, Amjad Jahjoh, jurnalis di Badan Media Palestina, Wafaa Abu Dhabaan, istri Amjad, Pembawa Acara di Radio Universitas Islam di Gaza,  dan Rizq Abu IShkiyan, jurnalis di Badan Media Palestina.

Amjad Jahjoh, istrinya, Wafaa Abu Dhabaan, dan anak mereka tewas pada Sabtu pagi dalam serangan udara di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah. Menurut laporan yang dilansir IDenesia dari Days of Palestine, Minggu, 7 Juli 2024, jurnalis Rizq juga tewas dalam penggerebekan yang sama.

Sebelumnya, pada hari Jumat, jurnalis Saadi Madoukh dan Adeeb Sukkar tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan rumah keluarga Madoukh di lingkungan Al-Sahaba di Kota Gaza.

Menurut Kantor Media Pemerintah, dengan terbunuhnya lima jurnalis ini, jumlah total jurnalis Palestina yang terbunuh sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023 meningkat menjadi 158 orang.

Pusat Perlindungan Jurnalis Palestina mengutuk keras pembunuhan jurnalis Saadi Madoukh dan Adeeb Sukkar di lingkungan Al-Daraj di Gaza.

Mereka menyebut kematian mereka terjadi hanya satu hari setelah pembunuhan jurnalis TV Al-Quds Mohammed Al-Sakani dalam serangan udara serupa di rumah keluarganya di lingkungan Al-Tuffah di Kota Gaza.

Organisasi tersebut menekankan bahwa konflik saat ini telah menjadi konflik paling mematikan bagi jurnalis Palestina dalam sejarah modern.

Makanya, mereka menyerukan penyelidikan internasional yang independen dan komprehensif terhadap kejahatan Israel terhadap jurnalis.

Data dari Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) yang berbasis di New York menunjukkan bahwa perang di Gaza kini menjadi perang paling mematikan bagi jurnalis sejak organisasi tersebut mulai mendokumentasikan pembunuhan jurnalis di seluruh dunia pada tahun 1992.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross